Headlines News :
Home » » Air Tawar Segar di Kedalaman Samudera

Air Tawar Segar di Kedalaman Samudera

Written By Musrin Salila on Sabtu, 17 April 2010 | 05.57

"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini

tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara

keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al Furqan :53)

 

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara televisi `Discovery'

pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli kelautan

(oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang

berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar

samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang

keindahan alam bawah laut untuk di tonton jutaan pemirsa di seluruh dunia.

 

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut,

tiba-tiba ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang

sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air

laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran

yang membatasi keduanya.

 

Fenomena ganjil itu membuat penasaran Mr. Costeau dan mendorongnya

untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di

tengah-tengah lautan. Ia mulai berpikir, jangan-jangan itu hanya

halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu

setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban

yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

 

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim,

kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat

pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20)

yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi

"Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..."

artinya "Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas

yang tidak bisa ditembus." Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53

di atas. Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang

bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai

lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari

sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat

berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma

lu'lu`u wal marjaan" artinya "Keluar dari keduanya mutiara dan
marjan.

"Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

 

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi

kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di

lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang

hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang

canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman
samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang

silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa

AlQur'an memang sungguh-sungguh kitab suci yang berisi firman Allah, yang

seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika ia pun memeluk

Islam. Allahu Akbar...! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena

teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al`Azhim.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | MusrinSalila Template | Galeri Tinangkung
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. Galeri Tinangkung - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by MusrinSalila Template