Headlines News :
Home » » Bercermin diri

Bercermin diri

Written By Musrin Salila on Sabtu, 17 April 2010 | 06.09

Dalam keseharian kehidupan kita, begitu sangat sering dan nikmatnya

ketika kita bercermin. Tidak pernah bosan barang sekalipun padahal wajah

yang kita tatap itu-itu juga, aneh bukan?! Bahkan hampir pada setiap

kesempatan yang memungkinkan kita selalu menyempatkan diri untuk bercermin.

Mengapa demikian? Sebabnya kurang lebih karena kita ingin selalu berpenampilan

baik, bahkan sempurna. Kita sangat tidak ingin berpenampilan mengecewakan,

apalagi kusut dan acak-acakan tak karuan.

 

 

     Tapi harap diketahui, bahwa selama ini kita baru sibuk bercermin 'topeng'

belaka. Topeng 'make up', seragam, jas, dasi, sorban, atau 'asesoris' lainnya.

Sungguh, kita baru sibuk dengan topeng, namun tanpa disadari kita sudah ditipu

dan diperbudak oleh topeng buatan sendiri. Kita sangat ingin orang lain

menganggap diri ini lebih dari kenyataan yang sebenarnya. Ingin tampak lebih

pandai, lebih gagah, lebih cantik, lebih kaya, lebih sholeh, lebih suci dan

aneka kelebihan lainnya. Yang pada akhirnya selain harus bersusah payah agar

topeng' ini tetap melekat, kita pun akan dilanda tegang dan was-was takut

'topeng' kita terbuka, yang berakibat orang tahu siapa kita yang 'aslinya

 

    Oleh karena itu marilah kita jadikan saat bercermin tidak hanya 'topeng'

yang kita amat-amati, tapi yang terpenting adalah bagaimana isinya, yaitu diri

kita sendiri.

 

Mulailah amati wajah kita seraya bertanya, "Apakah wajah ini yang kelak akan

bercahaya bersinar indah di surga sana ataukah wajah ini yang akan hangus legam terbakar dalam bara jahannam?" Lalu tatap mata kita, seraya bertanya, "Apakah

mata ini yang kelak dapat menatap penuh kelezatan dan kerinduan, menatap Allah

Yang Maha Agung, menatap

keindahan surga, menatap Rasulullah, menatap para Nabi, menatap

kekasih-kekasih Allah kelak? Ataukah mata ini yang akan terbeliak,

melotot, menganga, terburai, meleleh ditusuk baja membara? Akankah mata yang

terlibat maksiat ini akan menyelamatkan? Wahai mata apa gerangan yang kau tatap selama ini?"

 

Lalu tataplah mulut ini, "Apakah mulut ini yang di akhir hayat nanti dapat

menyebut kalimat thoyibah, 'laa ilaaha ilallaah', ataukah akan menjadi mulut

berbusa yang akan menjulur dan di akhirat akan memakan buah zakun yang getir

menghanguskan dan menghancurkan setiap usus serta menjadi peminum lahar dan

nanah saking terlalu banyaknya dusta, ghibah, dan fitnah serta orang yang

terluka dengan mulut kita ini!"

 

"Wahai mulut apa gerangan yang kau ucapkan? Wahai mulut yang malang betapa

banyak dusta yang engkau ucapkan. Betapa banyak hati-hati yang remuk dengan

pisau kata-katamu yang mengiris tajam? Berapa banyak kata-kata manis semanis

madu palsu yang engkau ucapkan untuk menipu orang? Betapa jarangnya engkau

jujur? Betapa jarangnya engkau menyebut nama Allah dengan tulus?

 

Betapa jarangnya engkau syahdu memohon agar Allah mengampuni?"

Lalu tataplah diri kita tanyalah, "Hai kamu ini anak sholeh atau anak

durhaka, apa saja yang telah kamu peras dari orang tuamu selama ini dan apa

yang telah engkau berikan? Selain menyakiti, membebani, dan menyusahkannya.

Tidak tahukah engkau betapa sesungguhnya engkau adalah makhluk tiada tahu balas budi!

 

 

'Apakah engkau ini sholeh atau sholehah seperti yang engkau tampakkan?

Khusyu-kah shalatmu, dzikirmu, doamu, ikhlaskah engkau lakukan semua itu?

 

 Wahai sahabat-sahabat sekalian, sesungguhnya saat bercermin adalah saat yang

 tepat agar kita dapat mengenal dan menangisi diri ini.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | MusrinSalila Template | Galeri Tinangkung
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. Galeri Tinangkung - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by MusrinSalila Template