Headlines News :
Home » » Memotivasi anak tidak dengan sebuah perbandingan

Memotivasi anak tidak dengan sebuah perbandingan

Written By Musrin Salila on Jumat, 09 April 2010 | 08.13

Salah satu kiat dalam menumbuhkan kembang anak tidak dilakukan dengan perbandingan anak sendiri dengan anak orang lain atau tetangga. Hal ini juga tidak dilakukan dengan dengan kemampuan anak dengan saudara kandungnya. Tidak sedikit orang tua yang terjebak dengan perbuatan membandingkan kemampuan anak sendiri dengan kemampuan yang dimiliki anak orang lain. Harapan atas ucapan yang dilakukan sungguhnya dimaksudkan agar anaknya menjadi termotivasi dan bersemangat dalam pelajarannya, hanya akan menimbulkan ” Sakit Hati ” serta mempengaruhi daya piker maupun semangatnya.

“Kamu ini kenapa sih Amir!! Masak anaknya tukang montir sepeda motor dapat berprestasi dan juara kelas di sekolahmu, tapi kamu malah tidak ada apa-apanya sama sekali !. kamu kan tau kalau Amir itu setiap harinya setelah pulang sekolah, selalu membantu ayahnya di bengkel. Dan kalau malamnya belajar aja tidak rajin-rajin amat kog! Hanya dengan lampu teplok dan bahkan belajrnya dilantai sambil tidur gitu. Kalau dibandingkan dengan kamu, belajar aja pake meja belajar yang mahal. Bahkan lampu yang dipakai aja tuh yang nyalanya terang benderang.Tapi apa sih yang kamu peroleh, coba ? Nilai ulanganmu aja sebagaian besar MERAH. Untung aja kamu masih bisa naik kelas dengan nilai yang pas-passan amat.” Sungguh sangat disesalkan jika ucapan tersebut diatas keluar dari mulat anda selaku orang tua.

Kamampuan anak tidak selamanya ditentukan dari berbagai fasilitas yang diberikan padanya. Kemampuan dan kepintaran seorang anak tidak juga dipengaruhi oleh kamampuan yang dimiliki oleh orang tua termasuk profesi orang tua sebagai seorang pejabat sekalipun. Seorang anak memiliki kemampuan dalam memahami suatu pelajaran yang diterimanya dengan baik, hingga dia dikatakan sebagai anak yang pandai/pintar maupun cerdas, tidak berhubungan dengan profesi orang tuanya sebagai tukang bengkel ataupun sebagai anak seorang pejabat sekalipun.

Sungguh tidsak beralasan dan tidak semestinya jika saudara selaku orang tua sering membanding-bandingkan anak anda dengan anak orang lain berdasarkan profesi orang tuanya maupun segala fasilitas yang dimilikinya atau diperolehnya.

Alangkah baiknya jika anda selaku orang tua membandingkan semangat dan motivasi belajar anak anda dengan memainkan logika ” Jika seorang anak yang memiliki fasilitas yang minim saja dapat berprestasi dengan baik, seharusnya anak anda yang telah anda fasilitasi dengan berbagai peralatan belajar, pasti akan dapat lebih berprestasi dibandingkan anak itu!!

Jika hal tersebut diatas terjadi pada anak anda, selaku orang tua anda jangan merasa jengkel karena prestasi yang dimiliki oleh anak anda yang tidak sesuai dengan harapan anda, maka jangan sekalipun membandingka anak anda dengan anak orang lain berdasarkan hal-hal yang tidak masuk akal atau tidak logis itu. Selain hal tersebut tidak menyebabkan anak anda bangkit semangat dan motivasinya untuk belajar, anak anda juga pasti akan merasa sangat sulit menggapai keberhasilan. Bisa-bisa malah akan akan menimbulkan perasaan GAGAL dan memberikan dampak terhadap KRISIS Kepercayaan diri pada anak anda.

Tanpa disadari sebenarnya, anak anda merasa dirinya tak ubahnya seperti ” Produk Gagal “, karena dengan fasilitas yang memadai dan serba lengkap, namun prestasi belajarnya tidak bagus-bagus amat, malah JEBLOK jika dibandingkan dengan temannya yang hanya berbekal fasilitas serba terbatas tapi mendulang prestasi yang LUAR BIASA.

Secara tidak langsung, sebenarnya anda telah menanamkan pemikiran yang negative terhadap persaingan yang tidak wajar tersebut. Anad seperti memperlihatkan kepadanya bahwa “Fasilitas dan kemampuan anda selaku orang tua yang seorang pejabat adalah sebagai factor penentu sebuah PERSAINGAN”!!

Motivasi anak yang demikian harus segera dibangkitkan dengan dukungan dan semangat belajar tanpa embel-embel Fasilitas yang dikaitkan atau dibandingkan dengan orang lain ( Dirinya dalah Dia sendiri). Bangkitkan motivasi dan semangat belajarnya untuk dirinya sendiri. Biarkan persaingan dilakukan atas namanya sendiri dengan mengatasnamakan kemampuan yang dimilikinya secara utuh.

Tanamkan rasa solidaritas anda selaku orang tua kepada anak orang lain yang tidak mampu, dengan membantu memfasilitasi anak yang kurang mampu. Dengan demikian contoh yang baik kepada anak anda dan akan memberikan motivasi yang tinggi dalam belajar serta menamamkan betapa pentingnya membantu kepada sesamanya. Sekali lagi ” Jangan Membuat perbandingan diantara anak anda karena akan mematahkan semangat dan kreativitas serta motivasi dalam belajarnya”.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | MusrinSalila Template | Galeri Tinangkung
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. Galeri Tinangkung - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by MusrinSalila Template