TEORI ORBITAL MOLEKUL
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Bab ini akan membahas tentang Teori Orbital Molekul yang digunakan dalam menjelaskan pembentukan senyawa kompleks serta sifat kemagnetannya.
B. Relevansi
Bab ini terkait erat dengan materi pada bab-bab sebelumnya. Pemahaman mahasiswa terhadap bab ini akan memudahkan mereka dalam mempelajari pembentukan senyawa kompleks yang melibatkan interaksi kovalen.
C. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Menggambar diagram tingkat energi dari suatu kompleks
2. Meramalkan sifat kemagnetan dari suatu kompleks.
II. PENYAJIAN
A. Uraian Materi
Meskipun teori medan kristal dapat menjelaskan sejumlah besar fakta tentang senyawa kompleks, teori ini mempunyai cacat yang serius yaitu anggapan bahwa interaksi antara ion pusat dengan ligan hanyalah merupakan interaksi elektrostatik adalah tidak tepat. Bila pembentukan suatu kompleks hanyalah melibatkan interaksi elektrostatik maka kompleks-kompleks seperti [Ni(CO)4], [Fe(CO)5] dan [Cr(CO)6] dimana baik ion pusat maupun ligannya tidak bermuatan tidak mungkin terbentuk. Disamping itu
Teori orbital molekul merupakan teori yang paling komplit karena menyangkut baik interaksi elektrostatik maupun kovalen. Sayangnya teori ini merupakan teori yang rumit. Asumsi dari teori orbital molekul adalah pada pembentukan senyawa kompleks orbital-orbital dari atom pusat dengan orbital-orbital dari ligan akan mengalami tumpangsuh (overlap) dan membentuk orbital-orbital molekul. Berdasarkan pendekatan kombinasi linier orbital-orbital atom, orbital-orbital molekul senyawa kompleks dianggap merupakan kombinasi linier dari orbital-orbital atom pusat dan orbital-orbital ligan. Karena kombinasi linier dari orbital-orbital atom pusat dan orbital-orbital ligan yang perbedaan tingkat energinya besar dapat diabaikan maka dalam menggambarkan orbital molekul senyawa kompleks cukup digambarkan orbital-orbital valensinya. Untuk memudahkan dalam mempelajari orbital molekul senyawa kompleks perlu diawali dengan penjelasan tentang pembentukan orbital molekul kompleks sederhana [AB]+ berikut.
Andaikata basa Lewis; B yang memiliki satu pasang elektron bebas dan asam Lewis A+ yang memiliki dua orbital hibrida sp dan sebuah elektron mengadakan interaksi maka berdasarkan teori
Apabila orbital hibrida A+ tersebut adalah orbital A1 dan A2 dan pada waktu interaksi terjadi A1 berhadapan langsung dengan : B sedangkan A2 tidak, maka berdasarkan teori
Transisi elektron dapat terjadi dari orbital A2 ke orbital A1 dengan energi transisi sebesar ΔE1.
Apabila orbital dari basa ;B diberi simbol B, maka berdasarkan teori ikatan kovalen murni pembentukan orbital bonding (orbital ikatan),Ψb, dan orbital anti bonding (orbital anti ikatan), Ψa, adalah
Ψb = A1 + B
Ψa = A1 - B
Orbital A2 yang tidak digunakan dalam pembentukan ikatan akan menjadi orbital non bonding (orbital bukan ikatan). Tingkat energi dari [AB]+ akan seperti pada gambar dibawah ini.
Tingkat energi [AB]+ adalah minimal apabila distribusi elektron pada kompleks tersebut adalah Ψb2 Ψn1 Ψa0. transisi dengan energi terendah adalah dari orbital non bonding ke orbital anti bonding dengan energi transisi sebesar ΔE2.
Berdasarkan teori orbital molekul, maka pembentukan [AB]+ akan melibatkan baik interaksi elektrostatik maupun interaksi kovalen dan diagram orbital molekul dari [AB]+ dapat ditunjukan dengan gambar dibawah ini.
Gambar 5.1. Diagram orbital molekul kompleks [AB]+
1. Kompleks Oktahedral
Diagram tingkat energi orbital-orbital molekul pada kompleks oktahedral adalah seperti di bawah ini:
Orbital atom OA MO Orbital ligan
t*1u
a*1g
t1u
p e*g
a1g
s
eg
d t2g t2g
eg
t1u
a1g
Logam kompleks ligan
Gambar 5.2 Diagram orbital molekul kompleks oktahedral
Sebagaimana pada sistem [AB]+ pada waktu terjadi interaksi antara ion pusat dengan ligan-ligan, maka semua tingkat energi orbital-orbital atom pusat akan mengalami kenaikan. Tiga orbital p yang adalah tetap degenerate meskipun tingkat energinya naik karena tiga orbital tersebut terletak pada sumbu dan interaksinya dengan ligan-ligan sama kuat. Orbital d dari ion pusat akan mengalami pemisahan menjadi orbital t2g dan eg. Pada waktu orbital molekul terbentuk, orbital t2g menjadi orbital nonbonding, orbital eg, orbital s dan tiga orbital p dari ion pusat akan tumpangsuh dengan orbital-orbital dari ligan dan membentuk 6 orbital bonding dan 6 orbital nonbonding. Elektron-elektron dari ligan akan menempati 6 orbital bonding yang ada dan membentuk 6 ikatan sigma sedangkan elektron-elektron dari ion pusat akan menempati orbital nonbonding dan orbital antibonding (eg*).
Untuk ion kompleks [Co(NH3)6]3+ distribusi elektron-elektron dari orbital d ion pusat dan elektron-elektron dari ligan adalah seperti pada gambar di bawah ini.
Orbital atom OA MO Orbital ligan
10Dq >P
Co3+ 6 NH3
Ion kompleks [Co(NH3)6]3+ bersifat diamagnetik karena semua elektron yang ada berpasangan.
2. Kompleks Tetrahedral
Diagram orbital molekul kompleks tetrahedral adalah seperti pada gambar di bawah ini.
a1
t2g
4s
eg
eg
t2g
t2g
a1
orbital atom logam OM orbital ligan
Gambar 5.3. Diagram Orbital molekul kompleks tetrahedral
Pada diagram tersebut orbital eg merupakan orbital nonbonding. Empat orbital bonding yang ada merupakan hasil tumpangsuh antara 1 orbital s dan 3 orbital d dari ion pusat dengan 4 orbital dari ligan. Pada diagram di atas harga 10 Dq <>2g serta membentuk ikatan sigma sedangkan elektron-elektron dari ion pusat akan menempati orbital eg dan t2g* yang ada.
B. Soal-Soal Latihan
1. Gambarkan diagram orbital molekul ion kompleks [Fe(H2O)6]3+ dan ramalkan sifat magnetiknya.
2. Gambarkan diagram orbital molekul ion kompleks [NiCl4]2- dan ramalkan sifat magnetiknya.
C. Petunjuk Jawaban Latihan
1. Kompleks [Fe(H2O)6]3+ ion pusatnya adalah Fe3+. Kompleks ini merupakan ion kompleks oktahedral dengan
2. Ion kompleks [NiCl4]2- memiliki ion pusat Ni2+. Merupakan ion kompleks tetrahedral dengan
D. Rangkuman
Teori orbital molekul didasarkan atas asumsi yaitu pada pembentukan senyawa kompleks terjadi interaksi antara orbital-orbital atom pusat dan orbital-orbital dari ligan. Orbital molekul suatu kompleks dapat diperoleh dari kombinasi linear orbital-orbital atom pusat dan ligan.
Berdasarkan teori orbital molekul interaksi antara atom pusat dan ligan merupakan gabungan dari interaksi elektrostatik dan kovalen. Teori orbital molekul dapat menjelaskan pembentukan ikatan, sifat magnetik dan perubahannya karena perubahan temperatur, kestabilan dan warna atau spektra senyawa kompleks. Teori ini lebih baik dalam menjelaskan fakta-fakta tentang senyawa kompleks dibandingkan dengan teori ikatan valensi atau teori
III. PENUTUP
A. Tes Formatif
Petunjuk: Pilihlah sebuah jawaban dari 4 alternatif jawaban yang disediakan.
1. Berdasarkan teori orbital molekul pada pembentukan senyawa kompleks interaksi antara ligan-ligan dan atom pusat merupakan.
a. interaksi elektrostatik
b. interaksi kovalen
c. interaksi elketrostatik dan kovalen
d. interaksi ion-dipol
2. Berdasarkan teori orbital molekul ion kompleks dibawah yang bersifat diamagnetik adalah ...
a. [NiCl4]2- b. [Ni(NH3)4]2+ c. [Fe(CN)6]3- d. [PtCl4]2-
3. Berdasarkan teori orbital molekul ion kompleks dibawah ini yang bersifat paramagnetik adalah ...
a. [Fe(H2O)6]3+ c. [Co(en)3]3+
b. [Co(NH3)6]3+ d. [Pt(CN)4]2-
4. Ion kompleks [Co(CN)6]3- bersifat ...
a. paramagnetik karena semua elektron yang ada berpasangan
b. paramagnetik karena adanya 4 elektron yang tidak berpasangan
c. diamagnetik karena adanya 4 elektron yang tidak berpasangan
d. diamagnetik karena semua elektron yang ada berpasangan
5. Ion kompleks [PtCl4]2- bersifat ...
a. paramagnetik karena adanya 2 elektron yang tidak bepasangan
b. paramagnetik karena semua elektron yang ada berpasangan
c. diamagnetik karena semua elektron yang ada berpasangan
d. diamagnetik karena adanya 2 elektron yang tidak berpasangan
6. Ion kompleks [Ni(en)2]2+ bersifat ...
a. paramagnetik karena semua elektron yang ada berpasangan
b. paramagnetik karena adanya 2 elektron yang tidak berpasangan
c. diamagnetik karena semua elektron yang ada berpasangan
d. diamagnetik karena adanya 2 elektron yang tidak berpasangan
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan anda dalam menjawab soal-soal yang ada, bandingkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian gunakan rumus dibawah untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi ini. rumus:
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar x 100%
Jumlah soal tes formatif
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
90% - 100% = baik sekali
80% - 90% = baik
70% - 80% = sedang
< style="mso-spacerun:yes"> = kurang
jika anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas. Anda dapat malanjutkan ke kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi jika tingkat penguasaan anda masih dibawah 80% sebaiknya anda mengulang Kegiatan Belajar ini dengan sungguh-sungguh, terutama bagian yang belum anda kuasai.
C. Kunci Jawaban
1. c
2. d
3. a
4. d
5. c
6. b
DAFTAR PUSTAKA
Companion, A. L. 1964. Chemical Bonding.
Cotton, F. A. and Wilkinson, G. 1980. Advanced Inorganic Chemistry, a Comprehensive Text, 4th Ed.
DeKock, R. L. and Gray, H. B. 1980. Chemical Structure and Bonding.
Effendi. 1998. Kimia Koordinasi. Malang: FMIPA IKIP Malang
Effendi. 2003. Teori VSEPR dan Kepolaran Molekul. Malang: Bayu Media Publishing.
Huheey, J. E., Keiter, E. A., R. L. 1993. Inorganic Chemistry, Principles of Structure and Reactivity, 4th Ed.
Sugiyarto, K.H. 2000. Kimia Anorganik, Dasar-Dasar Kimia Anorganik.
SENERAI
Orbital molekul suatu kompleks : orbital yang diperoleh dari kombinasi linear orbital-orbital atom pusat dan ligan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !