Headlines News :
Home » » SKENARIO PEMBELAJARAN KIMIA

SKENARIO PEMBELAJARAN KIMIA

Written By Musrin Salila on Selasa, 27 April 2010 | 08.51

SKENARIO PEMBELAJARAN KIMIA

 

A.    IDENTITAS PENGAJARAN

Pokok Bahasan                 :  Logam Alkali dan Alkali Tanah

Sub Pokok bahasan           :  Reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah

Kelas / Sekolah                 :  XII IA-1 / SMA Negeri 2 Gorontalo

Semester / Waktu              :  Ganjil / 2 x 45 menit

Metode Pengajaran           :  Inkuiri

 

 


B.     RASIONAL

Sebagaimana kita ketahui, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut perubahan dan pembaharuan disegala aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan perkembangan tersebut, semakin hari semakin cepat, penuh persaingan dan tantangan dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, maka pendidikan merupakan tuntutan yang harus ditingkatan. Perubahan kurikulum pada semua mata pelajaran termasuk kimia yang terus disempurnakan menuntut guru yang berkualitas untuk mampu mengelola proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi dan merangsang siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

 

Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh para siswa Sekolah Menengah Atas di Indonesia. Kecenderungan dalam pengajaran kimia saat ini adalah penguasaan konsep yang dicapai dengan pendekatan proses. Artinya dalam pengajaran lebih ditekankan pada bagaimana proses yang dialami oleh siswa untuk menguasai konsep, bukan dengan cara menghafal fakta-fakta yang saling terlepas (Arifin, 1995).

 

Kecenderungan tersebut cukup beralasan, sebab sebagian besar materi kimia merupakan kumpulan konsep-konsep yang abstrak, sehingga perlu diaplikasikan secara konkrit dalam kehidupan nyata (Mendikbud dalam Kompas, 1995). Dengan demikian, diperlukan suatu metode atau pendekatan yang tepat untuk suatu materi yang dapat mengaktifkan siswa dalam upaya proses pembentukan konsep. Sehingga mereka dapat mendekati konsep-konesp yang abstrak tersebut sebagai sesuatu yang dapat dikonkritkan dalam benaknya. Disamping itu, guru harus selalu membimbing serta menjadi motivator, fasilitator dan dinamisator untuk dapat membangkitkan dan meningkatkan motif-motif positif yang ada dalam diri siswa, karena pada dasarnya setiap siswa memiliki potensi untuk berpikir sendiri dan potensi tersebut hanya dapat diwujudkan apabila diberi banyak kesempatan untuk melaksanakannya sehingga guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai subyek belajar buka obyek belajar.

 

Salah satu pendekatan yang dapat mengantarkan pada keinginan itu adalah pendekatan inkuiri, sebab pendekatan ini bertujuan membantu siswa dalam menyusun fakta membentuk konsep, dan kemudian menghasilkan penjelasan atau teori yang menerangkan fenomena yang sedang diselidiki. Sasaran pendekatan ini adalah untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual yang diperlukan dalam memilih data, memproses serta menerapkan logika terhadap data tersebut. Model ini sangat menarik bagi siswa untuk menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka memcari pemecahannya (Rampengan, 1981).

 

Pengajaran melalui pendekatan inkuiri lebih berpusat pada anak. Salah satu prinsip psikologi tentang belajar menyatakan bahwa makin besar keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar makin besar kemampuan belajarnya. Selain itu, siswa tidak hanya belajar tentang konsep-konsep atau prinsip-prinsip, tetapi juga tentang pengarahan diri sendiri, tanggung jawab dan komunikasi sosial (Bruner, 1981).

Adapun keterampilan mengajar yang harus diketahui guru dalam pelaksanaan inkuiri adalah

1.     Paraphrasing pendapat siswa

Maksudnya menyatakan kembali pendapat siswa sehigga lebih singkat dan ringkas. Kesemuanya ini dikembalikan kepada siswa sihingga penjelasan menjadi lebih substantif.

2.     Meringkaskan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyatakan berbagai ide serta mengorganisasikannyamenjadi butir-butir pokok.

3.     Focusing

Inkuiri sering berkembang keberbagai arah. Oleh karena itu perubahan perlu dijaga agar berfokus kepada masalahnya. Guru hendaknya tetap mencoba menarik siswa agar kembali ke pokok persoalan atau penyelidikan, yakni membatasi diri pada pelajaran (V.L. Diptoadi, 1995).

 

Menurut Suchman (dalam D. Sulaeman, 1988). Pelaksanaan inkuiri ada lima tahap, yaitu :

  1. Tahap penyajian masalah

Pada tahap ini guru menyatakan situai masalah dan menjelaskan prosedur inkuiri kepada siswa (berbentuk pertanyaan yang hendaknya dijawab “ Ya “ atau “ Tidak “). Bentuk masalah disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa.

  1. Tahap pengumpulan data – verifikasi

Pada tahap ini, siswa berusaha mengumpulkan informasi mengenai kejadian yang mereka lihat/alami.

  1. Tahap pengumpulan data – eksperimen

Pada tahap ini, siswa memasukkan elemen-elemen baru dalam situasi itu untuk melihat apakah akan terjadi perubahan.

Pada tahap kedua dan ketiga cara berpikir dan bentuk pertanyaan sama. Dalam tahap verifikasi siswa dapat bertanya mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan kejadian yang mereka alami, yaitu identitas suatu obyek, sebab terjadinya, keadaan suatu obyek pada saat tertentu, dan sifat/karakteristik suatu obyek pada keadaan tertentu untuk mendapatkan informasi baru yang membantu pembentukan suatu teori. Sedang pada tahap eksperimentasi mempunyai tugas mengeksplorasi dan menguji langsung. Dalam eksplorasi, siswa mengubah beberapa hal untuk melihat apa yang terjadi. Sedangkan dalam pengujian langsung siswa menguji suatu hipotesis.  

  1. Tahap organisasi data dan formulasi kesimpulan

Pada tahap ini, siswa mengorganisasi dan menganalisis data untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat menjawab masalah yang telah disajikan.

  1. Tahap analisis proses inkuiri 

Pada tahap ini, siswa diminta untuk menganalisis pola inkuiri yang telah mereka jalani, yaitu dengan menentukan pertanyaan mana yang paling produktif (menghasilkan data yang relevan) atau tipe informasi yang sebenarnya mereka dapatkan. Pada tahap ini, guru bisa saja memperluas inkuiri dengan jalan mengembangkan informasi diarahkan untuk menjawab permasalahan yang diajukan kepada para siswa yang bersangkutan.

Adapun dampak yang ditimbulkan oleh pendekatan inkuiri ini adalah :

  1. siswa menjadi terbiasa dengan proses sains (observasi, koleksi, mengorganisasi data, mengidentifikasi, mengontrol variabel, merumuskan dan menguji hipotesis serta eksplanasi dan menyimpulkan)
  2. siswa menjadi aktif dan berpikir logis
  3. kreatifitas siswa meningkat
  4. siswa memahami hakekat ilmu yang bersifat tentatif dan toleran terhadap ambiguity (dalam ketidakjelasan masih ada yang jelas).

Pokok bahasan logam alkali dan alkali tanah merupakan salah satu materi yang cukup sulit dan abstrak, karena memuat konsep-konsep dan reaksi-reaksi. Oleh karena itu, pendekatan inkuiri dapat digunakan agar siswa tidak hanya sekedar tahu definisi dari konsep tersebut, tetapi mengerti pula akan hakekat dan bagaimana proses penemuan konsep.

 

C.     TUJUAN PENGAJARAN

1.      Standar Kompetensi

Siswa memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya dialam.

2.      Kompetensi Dasar

Siswa mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan kimia unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya).

3.      Indikator

Setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan model ini, diharapkan siswa dapat :

a.       Mengidentifikasi sifat fisik (warna) dari beberapa unsur golongan alkali dan alkali tanah (natrium, kalium, kalsium, stronsium, barium).

b.      Menyebutkan warna nyala unsur-unsur alkali dan alkali tanah.

 

D.    PRASYARAT

Sebelum memulai pelajaran ini diharapkan siswa telah memahami tentang konsep-konsep :

1.      sifat fisik dan kimia logam alkali dan alkali tanah

2.      teori atom mekanika kuantum (spektrum emisi)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

E.     PROSEDUR PENGAJARAN

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

 

 

       I.      IDENTITAS MATA PELAJARAN

Satuan Pelajaran       : SMA

Mata Pelajaran         : Kimia

Kelas / Semester       : XII A1 / ganjil

Alokasi Waktu         : 2 x 45 menit

Pertemuan                : 4

 

    II.      STANDAR KOMPETENSI

Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan bahayanya, serta terdapatnya di alam.

 

 III.      KOMPETENSI DASAR

1.1  Mengidentifikasikan kelimpahan unsur utama dan transisi di alam dan produk yang mengandung unsur tersebut.

 

 IV.      INDIKATOR

Setelah melakukan percobaan ini, siswa diharapkan mampu :

-          Mengidentifikasi sifat fisik (warna) dari beberapa unsur golongan alkali dan alkali tanah (natrium, kalium, kalsium, stronsium dan barium).

-          Menjelaskan reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah.

 

    V.      MATERI POKOK

-     Kimia Unsur : logam alkali dan alkali tanah ( reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah)

 

 VI.      MODEL PEMBELAJARAN

Eksperimen

 

VII.      METODEPENGAJARAN

Inkuiri 

 

VIII.      LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

a.       Pendahuluan

-          Penyampaian salam

-          Apersepsi : menghubungkan percobaan yang akan dilakukan dengan materi sifat fisik unsur-unsur golongan alkali dan alkali tanah.

b.      Kegiatan Inti

-          Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok.

-          Guru menjelaskan kegunaan alat-alat yang akan digunakan selama percobaan berlangsung.

-          Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya hal-hal yang kurang dipahami.

-          Masing-masing kelompok melakukan percobaan sesuai dengan LKS yang diberikan.

-          Siswa dibimbing oleh guru merumuskan permasalahan yang timbul sehubungan dengan hasil eksperimen yang telah dilakukan

-          Guru menjelaskan aturan yang harus diperhatikan siswa dalam mengajukan pertanyaan.

-          Melakukan tanya jawab sesuai dengan proses inkuiri yang meliputi : pengumpulan data untuk verifikasi, pengumpulan data dalam eksperimentasi, formulasi penjelasan dan menganalisis proses inkuiri

-          Siswa menyimpulkan materi yang telah dibelajarkan

c.       Penutup

-          Guru memberikan tes tertulis (Quis).

-          Guru menginformasikan materi yang akan dibelajarkan selanjutnya.

-          Guru mengucapkan salam.

 

 

 

       IX.      MEDIA DAN SUNBER BELAJAR

Media                   : Laboratorium (beserta alat-alat praktikum) .

Sumber belajar :

-          Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII (KTSP). Erlangga

-          Kuswati M Tine.,dkk.2006.Sains Kimia SMA kelas 3.Bumi aksara

-          Suguyarto H Kristian.2003.Kimia Anorganik II.Jica

 

    X.      PENILAIAN

Penilaian Proses : Pada saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian Hasil   : tes tertulis (Quis).

 

SOAL QUIS

  1. Mengapa pada percobaan reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah digunakan garam klorida?
  2. Jika diperhatikan dari rumus kimianya, apakah logam ion atau ion kloridanya yang menimbulkan warna pada waktu dibakar ? Jelaskan.
  3. Dapatkah warna nyala digunakan sebagai petunjuk adanya senyawa logam tertentu ? Jelaskan.   

 

 

 

 

        Mengetahui                                                         Gorontalo, 15 Desember 2008

            Dosen Mata kuliah                                                        Guru Mata Pelajaran

 

 

 

   Drs. Mangara Sihaloho, M.Pd                                               Tri Handayani

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR KERJA SISWA

(LKS)

 

Judul Percobaan

REAKSI NYALA ALKALI DAN ALKALI TANAH

 

Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi sifat fisik (warna) dari beberapa unsur golongan alkali dan alkali tanah dalam suatu bahan.

 

Landasan Teori

Logam Alkali dan Alkali Tanah memberikan warna yang khas, warna nyala dari logam alkali tanah dapat digunakan sebagai salah satu cara mengidentifikasi adanya unsur logam alkali dan alkali tanah dalam suatu bahan. Dalam eksperimen ini akan diselidiki warna nyala dari senyawa logam alkali dan alkali tanah.

 

Alat dan Bahan

Alat dan Bahan

Ukuran

Jumlah

Cawan porselen

Pipet tetes

Spatula

Korek api

Kristal garam A

Kristal garam B

Kristal garam C

Kristal garam D

Kristal garam E

etanol

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6

6

6

6

1/4  sendok

1/4  sendok

1/4  sendok

1/4  sendok

1/4  sendok

secukupnya

 

Cara Kerja:

  1. Ambil ¼ sendok senyawa garam A dan letakkan dalam cawan porselen.
  2. Tetesi senyawa tersebut dengan alkohol.
  3. Dinyalakan (dibakar) senyawa tersebut sambil diaduk-aduk supaya warna nyalanya tampak jelas. 
  4. Amati warna nyala senyawa yang lain dengan cara yang sama. Setiap akan berganti senyawa, cawan dan sendok/spatula yang digunakan harus dibersihkan.

 

Hasil Pengamatan

No

Senyawa Logam

Rumus Kimia

Warna Nyala

1.

2.

3.

4.

5.

A

B

C

D

E

 

 

 

Good Luck

                                                            BY_CHEMISTRY  05 UNG

F.      SKENARIO PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

 

TAHAP I  :  MENYAJIKAN MASALAH

 
 

 

 

 


Ibu Ros adalah salah satu guru kimia di SMA Negeri 2 Gorontalo yang telah cukup berpengalaman dalam bidangnya. Pagi ini beliau akan mengajar kimia di kelas XII IA-1, dengan pokok bahasan logam alkali dan alkali tanah, sub pokok bahasan reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah.

Sehari sebelumnya beliau sudah menyiapkan alat – alat dan bahan untuk praktikum di laboratorium yang berhubungan dengan pokok bahasan tersebut untuk 6 kelompok siswa.

Pada saat memasuki kelas, beliau mengucapkan salam, yang dijawab salam pula oleh para siswa.

Bu Ros      :  Anak-anak... kemarin kita telah mempelajari sifat fisik dan sifat kimia dari logam alkali dan alkali tanah. Dan hari kita akan membahas materi reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah. Nah... untuk itu mari kita Melakukan percobaan yang berhubungan dengan pokok bahasan tersebut.

      Kemudian Bu Ros dan para siswanya menuju laboratorium.

Bu Ros      : Anak-anak sekalian.... di meja kalian telah tersedia 5 buah botol fial yang berisi kristal garam A, B, C, D, dan E. Sebuah gelas kimia berisi etanol, cawan porselen, pipet tetes, korek api dan spatula. Untuk percobaan kali ini  silahkan kalian lihat LKS..... pelajari dulu baik-baik prosedurnya dan kalau ada yang belum jelas silahkan ditanyakan.

      Kelompok siswa kelihatan mempelajari LKS tersebutdengan tenang dan agaknya mereka sudah paham dengan petunjuk dalam LKS tersebut. Kemudian mereka melakukan percobaan. Bu Ros mengamati apa-apa yang dikerjakan para siswanya sambil melakukan penilaian (baik secara individu maupun ddalam satu kelompok).

      Setelah semua kelompok selesai melakukan percobaan, mereka terlihat sibuk berdiskusi dalam kelompoknya dan bertanya-tanya tentang hasil yang mereka peroleh.

Bu Ros      :  Nah.... anak-anak sekalian, bagaimana hasil yang telah kalian peroleh?

Sandi         : Bu.... setelah kami melakukan percobaan sesuai petunjuk dari LKS ini, berdasarkan pengamatan kelompok kami (kelompok I) ternyata pada saat kristal garam A dibasahi dengan beberapa tetes etanol kemudian dibakar sambil diaduk, nampak warna kuning diantara warna nyala api..kemudian kristal garam B memberikan warna ungu ketika ditetesi etanol dan dibakar sambil diaduk dengan spatula.

Bu Ros      :  kemudian........? (tanya bu Ros kepada anggota kelompok I yang lain)

Deby         : kemudian....(deby melanjutkan) untuk kristal garam C, memberikan warna orange, kristal garam D memberikan warna merah dan kristal garam E memberikan warna hijau.

Bu Ros      :  Fahri......apa yang diperoleh dari pengamatan kelompok kalian? (tanya Bu Ros kepada kelompok V).

Fahri          :  hasil yang kami dapat juga hampir sama dengan kelompok Sandi Bu.... namun perlu kami tambahkan bahwa untuk warna kristal garam A dan E agak berbeda bu.

Bu Ros      :  maksudnya berbeda bagaimana? (desak Bu Ros)

Fahri          :  ya.........itu.....bu......perubahan warna kristal garam A dan E relatif lebih muda warna kuning dan hijaunya (tegas Fahri).

Bu Ros      :  oh begitu....(Bu Ros memahami maksud dari Fahri sambil tersenyum.... kemudian lanjut bertanya) bagaimana dengan kelompok yang lain?.... apakah pengamatannya hampir sama dengan yang dilakukan oleh kelompok Deby dan Fahri tadi?

Siswa         :  yaa bu........ (jawab siswa serempak)

      Kelas terlihat ramai dengan diskusi antar siswa sambil melihat hasil percobaan yang mereka lakukan.

Maryam     :  kok bisa begitu ya.....bu?

Bu Ros      :  maksud Maryam.....?

Maryam     :  itu lho...bu...kalau kita lihat kristal garam A, B, C, D, dan E semuanya kristal garam yang berwarna sama yaitu putih.....tapi ternyata bisa memberikan hasil (warna) yang berbeda. Mengapa begitu ya......? (tanya Maryam seakan-akan untuk dirinya dan semua teman-temannya yang lain)

 

TAHAP II : PENGUMPULAN DATA - VERIFIKASI

 
 

 

 

 


      Kelas Kembali Terlihat Sibuk dengan diskusi antar siswa dalam menanggapi pertanyaan yang diajukan Maryam tadi. Kemudian Bu Ros terlihat akan menuntun mereka untuk sampai kepada jawaban masalah tersebut.

Bu Ros      :  baiklah anak-anak sekalian... tadi kita telah mendengar semua apa yang menjadi permasalahan bagi Maryam dan juga tentunya untuk kita semua. Nah.... bagaimana kira-kira menurut kalian dengan masalah tersebut?

Michael     :  Bu....apakah kristal garam A, B, C, D, dan E tersebut dari jenis senyawa yang sama? (tany Michael dari kelompok III yang masih kelihatan bingung)

Meike        :  tentu beda dong!........ (jawab Meike dengan antusias)........ sebab ke lima-limanyakan menunjukan perbedaan warna saat dibakar sambil diaduk tadi, iya...kan bu?

Bu Ros      :  yaa........betul kamu Meike.

Michael     :  kalau begitu........ apakah ke lima kristal garam ini berasal dari garam yang sama bu.......sehingga hasil yang diamati juga berbeda ?(Michael melanjutkan pertanyaannya)

Bu Ros      :  dalam hal ini ke lima kristal garam yang digunakan merupakan garam yang sama yaitu garam klorida (tegas Bu Ros).

Risman      :  kalau dilihat dari warna nyala masing-masing kristal garam, tentunya garam-garam tersebut memiliki sifat-sifat yang khas, iya kan bu?

Bu Ros      :  maksud Risman...... sifat yang khas bagaimana?

Risman      : maksud saya........kan begini bu........ masing-masing kristal garam setelah ditetesi etanol, kemudian dibakar sambil diaduk menunjukan wrana nyala yang berbeda. Nah tentunya hal ini merupakan sifat khas dari garam tersebut (jawab Risman anggota kelompok VI yang mencoba mengemukakan pendapatnya).

Bu Ros      :  bagaimana, apa ada pendapat yang lain ?

Yuni          : kalau menurut saya bu, warna nyala dari garam-garam tadi bukan merupakan sifat khas dari garam-garam tersebut, tapi merupakan sifat khas dari unsur-unsur penyusun garam tersebut.. (jawab Yuni anggota kelompok II yang juga mencoba mengemukakan pendapatnya).

Bu Ros      :  betul pendapatmu itu Yuni.

      Kelas kembalikelihatan hening. Seakan-akan mencerna kembali apa-apa yang telah mereka diskusikan.

 

TAHAP III : TAHAP PENGUMPULAN DATA - EKSPRIMENTASI

 
 

 

 

 

Roman       :  bu.......kalau demikian berarti unsur-unsur penyusun garam tadi yang memiliki sifat khas yang dalam hal ini adalah warna nyalanya....ya?

Bu Ros      :  ya..

Yuditha     : emm......bu apakah etanol yang digunakan untuk membasahi garam-garam tersebut, turut mempengaruhi warna nyala? (tanya Yuditha yang masih kelihatan bingung).

Bu Ros      :  tidak..

Roman       :  kalau menurut saya bu, etanol dalam percobaan ini hanya digunakan sebagai bahan bakar agar kristal garam tersebut bisa terbakar sehingga dapat menimbulkan warna nyala seperti yang kita lihat tadi. Jadi dalam hal ini etanol tidak mempengaruhi warna nyala dari kristal garam yang dibakar tersebut. (jawab Roman dengan tegas).

Bu Ros      :  betul apa yang kamu kemukakan itu Roman.

Yuni          :  ehmm.......mungkin bu ke lima kristal garam klorida tersebut tersusun dari unsur-unsur alkali dengan unsur klor. (Yuni mencoba menerka unsur penyusun garam tersebut).

Bu Ros      :  ada benarnya juga pernyataan kamu Yun.

Deby         :  kalau demikian,berarti terjadi sesuatu dengan  unsur penyusun garam klorida tersebut sehingga dapat menimbulkan warna nyala. Iya kan bu ? (tanya Deby sambil berhipotesis).

Bu Ros      :  betul apa yang kamu katakan itu Deby. (jawab Bu Ros atas pertanyaan Deby tadi).

      Para siswa kembali sibuk berdiskusi dengan teman-temannya mengenai masalah tersebut, lebih-lebih atas pertanyaan yang telah dilontarkan oleh Deby tadi.

 

TAHAP IV : ORGANISASI DATA DAN FORMULASI

 
 

 

 

 

Bu Ros      : nah.... anak-anak sekalian.... tadi Yuni sudah mencoba menebak kristal garam-garam klorida apa yang ada di dalam botol fial yang berlabel A, B, C, D, dan E. Memang benar kristal garam-garam klorida tersebut tersusun dari unsur-unsur alkali dengan unsur klor, tapi bukan hanya dengan unsur alkali namun dengan unsur alkali tanah juga. Jadi kristal garam A, B, C, D, dan E berturut-turut  adalah garam NaCl, garam KCl, garam CaCl2, garam SrCl2, dan garam BaCl2. kemudian........Deby tadi mengatakan bahwa akibat warna nyala yang ditimbulkan berarti ada sesuatu yang terjadi dengan unsur penyusun garam klorida tersebut, ya........pernyataan ini memang benar. Nah....apa yang sebenarnya terjadi pada saat garam-garam tersebut dibakar sehingga ini menjadi sifat khas unsur tersebut.?  (tanya Bu Ros untuk membangkitkan siswanya berfikir kembali).

      Para siswa kembali berdiskusi antar temannya untuk menjawab hal yang dikemukakan Bu Ros tadi.

Suleman    : bu.......menurut saya salah satu ciri khas dari unsur ialah spektrum    emisinya. Jika garam-garam tersebut dipanaskan, maka atom-atom unsur tersebut akan memancarkan gelombang elektromagnetik (cahaya) pada beberapa panjang gelombang.

Yuni          :  teori atom mekanika kuantum khususnya tentang spektrum emisi. (seru Yuni mengingatkan)

Bu Ros      :  ehmmm.......ada yang bisa menambahkan jawaban Suleman.?

Fahri          :  ya benar.... teori atom mekanika kuantum tentang spektrum emisi.seperti yang dikatakan Suleman, bahwa salah satu ciri khas dari suatu unsur ialah spektrum emisinya. Pada saat pembakaran/pemanasan, atom-atom unsur tersebut memancarkan radiasi elektromagnetik yang disebut spektrum emisi. Spektrum emisi teramati sebagaipancaran cahaya dengan warna tertentu, akan tetapi sesungguhnya spektrum itu terdiri atas beberapa garis warna (panjang gelombang)yang khas bagi setiap unsur. Karena keunikannya, spektrum emisi dapat digunakan untuk mengenali suatu unsur.

Deby         :  benar kamu fahri.......kalau demikian, berarti warna kuning merupakan warna nyala dari unsur natrium, warna ungu dari unsur kalium, warna orange atau jingga-merah dari unsur kalsium, warna merah dari unsur stronsium dan warna hijau dari unsur barium.

Bu Ros      :  bagus....kalian sudah memahami dengan baik konsep spektrum emisi sehingga dapat menjelaskan peristiwa ini. (puji Bu Ros terhadap anak-anaknya) dan apa yang kalian lakukan dan kemukakan tadi sudah benar..

 

      Kegiatan belajar mengajar hari itu kemudian dilanjutkan menjelaskan konsep-konsep logam alkali dan alkali tanah khususnya terkait reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah dari apa yang telah siswa lakukan. Reaksi-reaksi logam alkali dan alkali tanah.

      Pengajaran diakhiri dengan memberikan soal-soal (tes tertulis) untuk menguji pemahaman siswa.

 

G.    EVALUASI

Evaluasi yang dilakukan meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Evaluasi aspek kognitif dilakukan Bu Ros dengan meliputi evaluasi pemahaman materi pelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat menyerap materi pelajaran yang telah diberikan. Evaluasi ini dilaksanakan dalam bentuk tes lisan. Evaluasi pada aspek afektif dilakukan Bu Ros dengan memperhatikan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, meliputi kerjasama siswa dalam kelompoknya, keaktifannya dalam diskusi, dan kesungguhan siswa selama pembelajaran berlangsung.

 

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | MusrinSalila Template | Galeri Tinangkung
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. Galeri Tinangkung - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by MusrinSalila Template