Headlines News :
Home » » Tujuh Cara Meningkatkan Kinerja Otak

Tujuh Cara Meningkatkan Kinerja Otak

Written By Musrin Salila on Senin, 31 Mei 2010 | 21.58

Oleh: Musrin Salila

Untuk meningkatkan kinerja otak, dr.Daniel G.Amen, penulis buku Making a Good Brain Great Here, memberikan tujuh tips berikut:

1. Tingkatkan asupan air
Ingat, otak kita tersusun atas 80% air. Dehidrasi ringan saja dapat
meningkatkan produksi hormon stres yang dapat merusak otak kita.

2. Batasi asupan kalori
Penelitian pada hewan dan manusia mengindikasikan bahwa diet dengan
kalori terbatas baik bagi otak dan memperpanjang usia. Makan dalam
jumlah lebih sedikit dapat memicu mekanisme tertentu di dalam tubuh
untuk meningkatkan produksi nerve growth factors, yang bermanfaat bagi otak.

3. Konsumsilah asam lemak omega-3
Ikan, minyak ikan, dan DHA, merupakan salah satu bentuk asam lemak
omega-3. Penelitian dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa
diet yang kaya asam lemak omega-3 membantu meningkatkan keseimbangan
emosional dan mood yang sehat, mungkin karena DHA merupakan komponen
utama dari deretan dendrit otak.

4. Konsumsilah sumber antioksidan
Vitamin E dan C merupakan sumber antioksidan. Sejumlah penelitian telah
menunjukka bahwa asupan antioksidan dari buah dan sayur secara
signifikan mengurangi penurunan kemampuan kognitif kita.

5. Konsumsi protein, lemak baik, dan karbohidrat dalam porsi seimbang

Karenanya, pada setiap makanan atau kue, cobalah untuk mendapatkan protein, karbohidrat, dan lemak dalam keadaan seimbang.

6. Masukkan 24 bahan pangan sehat dalam diet harian Anda
Bahan-bahan pangan tersebut meliputi: sumber protein (ikan: salmon,
tuna, makerel, hering; unggas: kalkun tanpa kulit; daging merah: sapi
dan babi; telur; tahu dan produk olahan kedelai; susu dan produksi
olahannya; bebijian; garbanzo beans
dan lentil; kekacangan), karbohidrat kompleks (bery-beryan; blue berry,
raspberry, stroberi, blackberry; jeruk; cherry; buah persik; brokoli;
gandum; lada merah dan kuning; labu; bayam; tomat; ubi jalar), lemak
(alpukat; minyak zaitun; buah zaitun), serta cairan (air, teh hijau
atau hitam).

SOURCE: http://www.kotagaul.com/forums/showthread.php?t=3347


Scarcity Mentality : Faktor Penghambat Kinerja Law of Attraction (LoA)

July 31, 2007 By: ronnyfr Category: NLP, Mind-Power, Law Of Attraction

Benarkah kebiasaan kita sehari-hari bisa menghambat kinerja Law Of Attraction (LoA) untuk memanifestasikan impian/goal kita? Untuk memahami ini dengan mudah, saya akan menunjukkan dengan suatu peristiwa sehari-hari yang biasa kita lihat. Semenjak pertama tinggal di Jakarta, saya mengamati ada suatu fenomena yang amat mengganjal dalam hal perilaku sosial warga Jakarta. Fenomena ini dengan mudah kita temukan setiap hari di seluruh ruas jalan yang lalu lintasnya cukup sibuk dan lebih dari 1 jalur. Fenomena ini dilakukan oleh orang dengan berbagai latar belakang sosial dan ekonomi. Dari pengemudi angkot, taksi, mobil niaga, mobil sedan, SUV, bahkan sampai mobil mewah seperti Mercy dan BMW-pun terlihat melakukan hal ini.

Jika kita sedang menyetir di jalanan, sesuai dengan tujuan maka kita seringkali harus berpindah jalur, misal dari jalur tengah ke pinggir, atau pindah dari jalur cepat ke jalur lambat. Sebagai warga yang baik dan (percaya) tata tertib berlalu lintas, maka tentunya kita s-e-c-a-r-a- -s-o-p-a-n menyalakan lampu se-ín untuk memberi tanda pada mobil di lajur sebelah agar bersedia memberikan ruang kepada kita untuk masuk.

Menarik sekali, begitu melihat lampu se-ín kita menyala, sontak dengan seketika mobil-mobil di samping akan mempercepat lajunya dan menutup ruas jalan sehingga kita terhalang masuk. Demikian seterusnya dengan cepat mereka akan memajukan mobilnya sehingga tidak ada celah yang bisa dimasuki untuk berpindah jalur. Aneh sekali… bagi saya melihat pertunjukkan semacam ini seolah seperti melihat orang yang takut tidak kebagian sesuatu (scarcity mentality )

Lampu se-ín sengaja diciptakan oleh pabrik untuk ditaruh di depan dan belakang mobil bahkan didisain untuk terlihat dari samping. Dengan demikian, sebuah mobil yang akan membelok / berpindah jalur bisa memberikan tanda / sign (se-ín) pada kendaraan disekitarnya agar diberikan kesempatan. Lucunya, di Jakarta yang terjadi adalah sebaliknya, lampu se-ín seolah merupakan pertanda bahwa mobil di samping harus segera mempercepat lajunya supaya tidak di-”serobot”. Jadi lampu se-ín seolah telah menjadi anchor negatif bagi pengemudi jalan di Jakarta.

Jika kita bandingan dengan kondisi luar negeri, kita bisa amati dengan seksama bahwa umumnya mereka memiliki mentalitas yang berbeda dengan di Jakarta. Jika terlihat ada lampu se-ín menyala, maka mobil di samping akan sukarela memperlambat laju kendaraannya dan memberi ruang untuk mobil itu agar bisa masuk. Luar biasa, betulkah Jakarta sebagai bagian dari suku bangsa timur masih memiliki adat budaya sopan?

Scarcity Mentality
Cukup lama saya meneliti apa yang mendasari perilaku berlalu lintas seperti itu? Itulah yang namanya scarcity mentality, yakni mentalitas berkekurangan alias feeling of lack.

Scarcity mentality / felling of lack adalah suatu situasi dimana seseorang merasa berkekurangan, merasa takut untuk tidak mendapatkan (tidak kebagian), merasa takut berbagi (sehingga menjadi pelit), merasa sulit untuk percaya bahwa ada cukup banyak sumberdaya di muka bumi (alam semesta ini berkekurangan, semua adalah langka).

Dalam kasus di Jakarta, para supir umumnya merasa tidak rela untuk memberikan ruang gerak bagi orang lain yang memberikan se-ín padanya. Rasa tidak rela ini berakar dari rasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kemudahan, lha wong saya sendiri sudah antri panjang kok ada orang mau masuk begitu saja. Rasa tidak rela ini juga berakar dari rasa merasa berkekurangan waktu, seolah memberikan jalan bagi satu atau beberapa orang akan menghilangkan kesempatan baginya.

LoA dan Scarcity Mentality
Lantas apa hubungan antara scarcity mentality / felling of lack dengan LoA? Apa pengaruhnya dalam hal suksesnya proses manifestasi keinginan kita?

Kita tinjau dulu sebentar mengenai LoA. LoA adalah sebuah Law (hukum), jadi diyakini adalah suatu hal yang tidak terbantahkan lagi dan akan bekerja terus menerus disadari ataupun tidak. LoA memiliki prinsip kerja sebagai berikut :

LIKE ATTRACTLIKE

Maksudnya adalah untuk menarik suatu hal yang diinginkan, maka kita harus berada dalam kondisi (pikiran emosi) sepertinya hal yang diinginkan itu sudah dimiliki.

Contohnya adalah demikian, jika Anda menginginkan punya mobil, rumah, istri yang baik, suami yang baik, dll, sebenarnya kondisi (pikiran emosi) apa yang Anda kejar? Tentu saja jawabannya adalah supaya kita happy, bahagia, senang, dan lain-lain. Betul demikian?

Nah, jadi sesuai hukum Like Attract Like, maka pada saat kita berdoa, memohon, visualisasi dan seterusnya, maka kita harus berada dalam kondisi yang juga happy, bahagia, senang, dll itu. Karena untuk menarik happy kita juga harus happy. Inilah penyebab kenapa doa banyak yang tidak terkabul. Karena jika saat kita berdoa ternyata kita emosinya sedih, tidak percaya dan sebagainya, maka hukum LoA akan berjalan dan kita akan menarik segala sesuatu yang akan membuat kita makin sedih dan makin tidak percaya. Jadi berdoa, berafirmasi, bervisualisasi saja tidak cukup. Harus diperhatikan kondisi (pikiran dan emosi) saat kita berdoa, berafirmasi atau bervisualisasi. LoA merespon pada Vibrasi kita, bukan doa, afirmasi ataupun visualisasi kita. Loa akan merespon dengan cara mendatangkan lebih banyak kepada kita atas ‘apa yang kita rasakan’.

Mari kita pertajam hubungannya LoA dengan mental of lack. Pada saat kita mendapatkan impian, harapan kita, misal mendapatkan mobil, mendapatkan rumah, mendapatkan bonus, hadiah, cek uang dan sebagainya. Apakah Anda merasa berkelimpahan (abundance), atau anda merasa berkekurangan (feeling of lack)? Jelas jawabannya adalah feeling of abundance, merasa berkelimpahan…

Nah, pertanyaannya kemudian adalah, jika kita ingin menarik segala sesuatu yang akan membuat kita merasa berkelimpahan, maka kondisi pikiran emosi apa yang paling baik yang ada pada kita saat berdoa, berafirmasi, bervisualisasi? Jawabannya jelas. Like attract like. Jika ingin berkelimpahan maka kondisi pikiran dan emosi kita harus merasa berkelimpahan dulu, terutama saat berdoa. Maka dikatakan dalam firmanNya yang kurang lebih demikian “Jika engkau mensyukuri nikmatKu, maka Aku akan memberikan dan menambahkannya berlipat ganda. Dan jika engkau mengingkarinya maka siksaKu sesungguhnya amat pedih”. Dalam pendapat saya siksa pedih ini bukanlah di akherat sana nanti, namun di muka bumi ini. Jika rasa sukur dan abundance (berkelimpahan) tidak pernah kita tunjukkan/rasakan, maka Tuhan akan memberikan siksa pedih untuk pencapaian kita yang selanjutnya. Sampai disini semoga cukup jelas.

Berikutnya adalah, bagaimana caranya supaya kita senantiasa terkabul doa, afirmasi, visualisasi kita? Ya tentunya dengan cara senantiasa membuat pikiran dan emosi kita SELALU (selama 24 jam/hari) berada di dalam kondisi : penuh rasa syukur, penuh rasa berkelimpahan, dan penuh rasa bahagia. Ketiga kondisi (pikiran - emosi) ini yang paling kuat bagi terciptanya manifestasi atas keinginan kita.

Nah, dengan demikian jelas rasanya, kebiasaan tidak memberikan kesempatan bagi mobil orang lain untuk masuk ke antrian di depan kita adalah kebiasaan yang tidak perlu dipelihara. Karena kebiasaan ini hanya akan mengembangkan dan memupuk feeling of lack / scarcity mentality. Maka mulai hari ini, lampu se-ín dari mobil lain artinya Anda akan mendapatkan kesempatan untuk memiliki emosi berkelimpahan dengan cara memberikan kesempatan masuk kepadanya. Jangan sia-siakan segala kesempatan atau kondisi yang akan membawa Anda senantiasa merasa abundance.

Nah, mau doa kita selalu makbul? Pastikan kondisi (pikiran-emosi) kita selalu dalam keadaan berkelimpahan, bahagia dan rasa syukur .

Alhamdulillah, penuh rasa syukur dan bahagia akhirnya saya dapat menyelesaikan artikel ini. Dan saya merasa berkelimpahan karena sudah membagikan pengetahuan ini dengan suka rela kepada orang lain. Semoga bermanfaat!

Beritahu teman Anda tentang artikel ini


SUKSES DIMULAI DARI HATI DAN PIKIRAN ( 2006-11-28 10:26:34 ) Nilai : Oleh : Eko Jalu Santoso (Penulis buku Life Revolution) - Jumat, 17 November 2006, 13:20 WIB

Seorang kawan lama, tiba-tiba datang menemui saya menceritakan kesulitan hidup yang dialaminya. Ia sudah melakukan banyak usaha, namun selalu mengalami kegagalan. Bahkan kini satu-satunya usaha yang sedang dijalankannya, mengalami masalah berat dengan menyisakan beban hutang bank yang belum terselesaikan. Dia merasa sudah berjuang keras dalam hidup ini, tetapi belum berhasil meraih kesuksesan. Ia merasa sangat lelah dan motivasi hidupnya seakan hampir padam, maka dia menemui beberapa teman dekatnya untuk mendapatkan masukan dan dukungan.

Berbicara dengannya saya menangkap kondisi mentalnya sangat tertekan. Pikirannya dipenuhi berbagai ketidakpuasan terhadap faktor-faktor luar dirinya. Ketidakpuasan dengan orang-orang disekitarnya, kondisi perekonomian saat ini, kebijakan pemerintah, dll. Dia menganggap berbagai kondisi dan faktor luar dirinya itulah yang menjadi biang keladi kegagalan demi kegagalan dalam hidupnya. Ia telah menjadi pribadi yang sering menyalahkan orang lain dan berbagai faktor luar dirinya. Kemudian yang seringkali muncul dari ucapannya adalah, "seandainya saja saya...".

Psikolog terkenal William James mengatakan, "Penelitian terbesar dari generasi saya adalah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah sikapnya." Intinya sikap adalah hal kecil yang dimulai dari hati, yang dapat membuat perubahan besar dalam kehidupan seseorang.

Sesuatu yang terjadi dalam hidup kita sebagian besar dipengaruhi apa yang dominan menguasai hati dan pikiran kita. Ketika hati dan pikiran didominasi sesuatu keinginan, kita akan semakin fokus pada hal tersebut. Hal ini melahirkan energi dan motivasi yang kuat mengarahkan kita menjadi apa yang kita pikirkan. Menurut psikoanalisanya Sigmund Freud, dorongan atau energi dari arah dalam diri ini tercipta karena adanya "unconcius mind" atau pikiran bawah sadar. Kekuatan pikiran bawah sadar inilah yang mendorong "inner power" untuk mewujudkan apa yang kita pikirkan.

Banyak orang kurang menyadari kemampuannya memahami bagaimana proses berpikir dan mengendalikan hati dan pikirannya. Akibatnya mereka menjadi budak atau hamba dari hati dan pikirannya. Bukannya memimpin hati dan pikirannya, malahan seumur hidupnya dikendalikan oleh hati dan pikirannya sendiri. Maka kalau ingin menjadi pemenang, mulailah mengubah keyakinan keberhasilan, kesuksesan, disebabkan faktor dari dalam diri kita. Yang menciptakan itu semua adalah hati dan pikiran kita. Berbagai faktor luar lainnya tidaklah mencerminkan diri pribadi kita. Hati dan pikiran yang ada dalam diri itulah yang mengidentifikasikan diri kita. Itulah mengapa menyalahkan faktor luar diri adalah sikap kurang bijaksana.

Mengendalikan hati dan pikiran kita sendiri, artinya kita dapat mengarahkan hati dan pikiran pada hal-hal positif dan indah tentang kesuksesan, sehingga itulah yang akan kita dapatkan. Semakin kuat keyakinan sukses mendominasi pikiran, akan dapat mengubah sikap kita. Sikap yang berubah dapat mengubah perilaku hidup kita. Perilaku hidup berubah, akan mendorong perubahan kinerja kita. Kinerja yang berubah pada akhirnya dapat merubah hidup kita benar-benar menjadi seorang pemenang. Intinya, semakin keras keyakinan sukses, semakin keras usaha kita mewujudkannya dan semakin sulit untuk menyerah. Kedisiplinan inilah yang mendorong keberhasilan seseorang menjadi seorang pemenang. Salam Motivasi Sukses Luar Bias

Mind Mapping atau Peta Pikiran adalah metode mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang berbercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi tersimpan dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah.

Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan cara kerja Peta Pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral / tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap kali kita mempelajari sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang utama yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap poin penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap poin. Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana saja yang masih belum dikuasai dengan baik.

Beberapa hal penting dalam membuat peta pikiran ada dibawah ini, yaitu:

  1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah
    Contohnya, apabila kita sedang mempelajari pelajaran sejarah kemerdekaan Indonesia, maka tema utamanya adalah Sejarah Indonesia.
  2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama
    Dari tema utama "Sejarah Indonesia", maka tema-tema turunan dapat terdiri dari : Periode,Wilayah, Bentuk Perjuangan ,dll.
  3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau simbol Dari setiap tema turunan tertama akan muncul lagi tema turunan kedua, ketiga dan seterusnya. Maka langkah berikutnya adalah mencari hubungan yang ada antara setiap tema turunan. Gunakan garis, warna, panah atau cabang dan bentuk-bentuk simbol lain untuk menggambarkan hubungan diantara tema-tema turunan tersebut..
    Pola-pola hubungan ini akan membantu kita memahami topik yang sedang kita baca. Selain itu Peta Pikiran yang telah dimodifikasi dengan simbol dan lambang yang sesuai dengan selera kita, akan jauh lebih bermakna dan menarik dibandingkan Peta Pikiran yang "miskin warna".
  4. Gunakan huruf besar
    Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-poin penting saja di Peta Pikiran. Selain itu, membaca suatu kalimat dalam gambar akan jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil. Penggunaan huruf kecil bisa diterapkan pada poin-poin yang sifatnya menjelaskan poin kunci.
  5. Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan proses edit
    Ide dari Peta Pikiran adalah agar kita berpikir kreatif. Karenanya gunakan kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi Peta Pikiran pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan modifikasi pada Peta Pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah sehingga menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita pelajari.
  6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema
    Peta Pikiran yang bermanfaat biasanya adalah yang telah dilakukan penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa waktu. Setelah menggambar Peta Pikiran versi pertama, biasanya kita akan menambahkan informasi, menulis pertanyaan atau menandai poin-poin penting. Karenanya selalu sisakan ruang di kertas Peta Pikiran untuk penambahan tema.

Tips Menangani Grogi Saat Memulai Presentasi
Sumber : www.smu-net.com

Perasaan "nervous" atau grogi di saat memulai presentasi adalah hal yang hampir pasti dialami oleh semua orang. Bahkan seseorang yang telah berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaan grogi atau "demam panggung" ini. Ada pakar yang mengatakan bahwa perasaan grogi ini muncul karena melemahnya rasa percaya diri pada seseorang. Namun, seorang yang sangat berkuasa pun, misal presiden direktur yang berbicara pada bawahannya, masih juga terjangkit grogi. Ada juga anjuran agar anda mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menyajikan presentasi, namun toh perasaan grogi itu tetap muncul. Ini berarti grogi atau nervous bukanlah hal yang bisa dihindari begitu saja. Malahan bila perlu ditangani agar memberi nilai tambah dalam presentasi anda. Baiklah, anda kini sedang menunggu giliran untuk menyampaikan presentasi. Anda telah mempersiapkan segalanya. Namun, anda tetap saja grogi, nervous, gugup dan lain sebagainya. Berikut adalah tips untuk menangani rasa grogi itu.

1. Pahami bahwa perasaan grogi adalah energi positif Apa yang anda rasakan saat grogi? Dada berdebar-debar, keringat dingin mengucur, bibir bergetar, dan darah seolah mengalir lebih cepat. Pahami bahwa semua itu adalah sebuah dorongan energi yang meluap dari dalam diri anda. Tidak ada yang salah pada energi itu. Ia perlu disalurkan secara positif. Ia semestinya menjadi bahan bakar yang mendorong presentasi anda lebih baik. Anda bisa menggunakan energi itu untuk memantapkan penampilan anda.

2. Bersikaplah nothing to loose. Keinginan kita untuk bersikap sebaik-baiknya mendorong munculnya perasaan grogi. Secara negatif, pikiran kita biasanya terbebani oleh ketakutan untuk membuat kesalahan, kekhawatiran akan gagal, kecemasan bila melakukan kekonyolan, dan berbagai bayangan-bayangan negatif lainnya. Sebelum anda bisa menggunakan energi grogi itu secara positif, maka terlebih dahulu anda harus menetralisir emosi-emosi negatif tersebut. Bersikaplah "nothing to loose"; tak sesuatu yang patut kita takutkan. Bila toh kita gagal, maka tidak sesuatu yang harus menjadikan kita begitu kehilangan.

3. Tenangkan diri anda. Sementara anda menunggu giliran, atur nafas anda. Tarik nafas dalam-dalam, keluarkan lambat-lambat. Keluarkan energi yang meletup-letup dalam dada anda melalui hembusan nafas yang teratur. Tenangkan pikiran dan emosi anda. Bila perlu pejamkan mata. Kumpulkan energi itu sebaik-baiknya. Jangan biarkan mengganggu ketenangan jiwa anda.

4. Kerahkan energi anda. Kerahkan energi anda. Lepaskan energi itu dari "kekangannya". Bila para audiens memberi appalus pada pembicara sebelum anda, maka kerahkan energi anda dengan memberikan applaus yang tak kalah meriah. Berdirilah dengan sigap. Berjalanlah dengan tegap dan mantap. Bila perlu hembuskan nafas lepas sambil berteriak kecil, "yes". Atau turut bertepuk tangan menyambut applaus dari audiens. Lakukan apa-apanya dengan sikap tegas. Biarkan energi itu mengalir dalam gerakan anda.

5. Berbicaralah dengan keras dan lantang. Bila anda berbicara lambat, maka bibir anda akan semakin gemetar, suara anda pun bergetar. Salurkan rasa grogi anda melalui suara anda yang keras dan lantang. Suara keras anda bukan hanya dapat mengatasi kecemasan, namun juga sarana menyalurkan energi tersebut. Ada baiknya anda menghafal teks pertama anda namun tetap bersikap wajar.

6. Diam. Anda dapat menyalurkan ketegangan dalam diri anda pada para audiens, yaitu dengan memulai presentasi anda dengan diam beberapa detik. Biarkan ketegangan anda terserap dan jadi ketegangan audiens. Bila anda merasa ketegangan di audiens sudah cukup meninggi, mulailah presentasi anda dengan sebuah pembukaan yang kuat, tajam dan lantang.

7. Lontarkan humor yang wajar. Lenturkan kegugupan anda dengan sebuah humor yang wajar. Anda memang perlumerencanakannya dengan baik, namun jangan sampai kehilangan spontanitas.Dan, humor terbaik yang tidak akan melukai perasaan siapa pun adalah humor tentang diri anda.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | MusrinSalila Template | Galeri Tinangkung
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. Galeri Tinangkung - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by MusrinSalila Template