Guru dalam perspektif Islam adalah profesi mulia, sosok yang memberi dengan tulus, dan tak mengharap apa pun, memberi tak harap kembali. Hampir setiap katanya penuh hikmah, setiap tindakannya adalah ibadah. Dia mendidik dengan hati, mengajarkan ilmu sepenuh jiwa. Sosoknya yang selalu memberi salam, sapa, sopan, senyum dan sabar menjadikan pribadi yang selalu dinantikan kehadirannya oleh para siswa. Maka pantaslah jika guru adalah sosok yang wajib 'digugu dan ditiru' yakni sosok yang harus ditaati perintahnya dan diteladani kepribadian dan perilakunya.Mereka percaya tidak akan bermanfaat, ilmu seseorang murid apabila tidak mematuhi perintah/kaidah yang telah diajarkan oleh gurunya. Bermanfaat dalam arti berguna bagi keselamatan kehidupan dunia dan akhirat.
Begitu agung sosok guru di mata muridnya. Ilmunya bagaikan mata air yang tak pernah kering meskipun ditimba setiap hari oleh ratusan bahkan ribuan muridnya. Itulah guru dalam pandangan agama Islam. Seorang guru dipandang sebagai orang alim (berilmu), sedang ulama (bentuk jamak alim) adalah pewaris para nabi. Maka dalam perspektif agama Islam syarat menjadi guru sangatlah berat. Menurut KH. Moh. Hasyim Asy'ari, syarat guru ideal ada 20 macam yaitu:
Begitu agung sosok guru di mata muridnya. Ilmunya bagaikan mata air yang tak pernah kering meskipun ditimba setiap hari oleh ratusan bahkan ribuan muridnya. Itulah guru dalam pandangan agama Islam. Seorang guru dipandang sebagai orang alim (berilmu), sedang ulama (bentuk jamak alim) adalah pewaris para nabi. Maka dalam perspektif agama Islam syarat menjadi guru sangatlah berat. Menurut KH. Moh. Hasyim Asy'ari, syarat guru ideal ada 20 macam yaitu:
- Selalu istiqomah dan muraqabah kepada Allah dengan melakukan introspeksi untuk perbaikan.
- Senantiasa berlaku khauf (takut kepada Allah) dalam segala ucapan dan tindakan.
- Senantiasa bersikap tenang.
- Senantiasa bersikap wara', yakni meninggalkan perkara syubhat dan perkara yang tidak bermanfaat.
- Selalu bersikap tawadhuk, merendahkan diri dan melembutkan diri terhadap makhluk, atau patuh kepada kebenaran.
- Selalu bersikap khusyuk kepada Allah.
- Menjadikan Allah sebagai tempat meminta pertolongan dalam segala keadaan.
- Tidak menjadikan ilmunya sebagai tangga mencapai keuntungan duniawi, baik jabatan, harta, popularitas, dll.
- Tidak diskriminatif terhadap murid.
- Bersikap zuhud dalam urusan dunia.
- Menjauhkan diri dari tempat-tempat maksiat, menjaga diri dari perbuatan yang tidak terpuji.
- Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang rendah dan hina menurut manusia, juga hal-hal yang dibenci syariat dan adat setempat.
- Berpegang pada kebenaran, amar ma'ruf nahyi munkar.
- Menegakkan sunah-sunah dan menghapuskan bid'ah.
- Membiasakan diri melakukan sunnah yang bersifat syariat, baik qauliyah atau fi'liyah.
- Bergaul dengan akhlaqul karimah.
- Membersihkan hati dan tindakan dari akhlak yang jelek dan dilanjutkan dengan tindakan yang baik.
- Senantiasa bersemangat mengembangkan ilmunya.
- Memiliki pandangan plural, tidak membeda-bedakan nasab, dan usia dalam mengambil hikmah dari semua orang.
- Membiasakan diri menyusun dan merangkum pengetahuan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !