BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mutu pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat diperhatikan oleh pemerintah, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar di fokuskan pada pengembangan kemampuan belajar siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Salah satu pengembangan kemampuan belajar ini melalui pola pembelajaran yang berkualitas dan efektif.
Kondisi pembelajaran yang baik, menuntut seorang guru untuk mampu menguasai materi yang akan diajarkan dan membuat perencanaan yang matang sehingga memotivasi siswa untuk belajar aktif. Kemampuan guru ini ditunjang oleh berbagai faktor, salah satunya pemilihan dan penerapan berbagai metode atau strategi pengajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan yang diharapkan. Misalnya metode praktikum. Menurut Zainal (2000: 94), metode eksperimen ialah suatu cara memberikan kesempatan kepada siswa secara perorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses percobaan secara mandiri. Melalui metode praktikum siswa sepenuhnya terlibat, antara lain dalam melaksanakan raktikum, menemukan fakta, mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan merumuskan konsep. Langkah terakhir yang dilakukan siswa adalah melakukan pengujian kesimpulan terhadap konsep atau prinsip yang telah ditemukannya melalui praktikum.
Metode praktikum sangat bermanfaat untuk mengembangkan sikap ilmiah pada diri siswa, memacu ingin tahu siswa, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya sendiri, memecahkan masalah sendiri dan mengembangkan ketrampilan berpikir kritis. Hal ini tak luput dari proses bimbingan yang dilakukan oleh guru, seperti yang kemukakan oleh Slavin dalam Nur (2005: 5) bahwa peran guru adalah untuk mendorong siswa memiliki pengalaman dan ketrampilan dalam melakukan percobaan secara mandiri, sehingga mereka dapat menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri dalam rangka mencapai hasil pembelajaran yang lebih bermakna.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa praktikum dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisye ( tahun ajaran 2005 / 2006 ) di SMP Negeri I Tilamuta yang menggunakan metode praktikum ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas siswa, dimana siswa kelas VII yang memperoleh nilai baik atau 6,5 keatas daya serapnya mencapai 85 %. Jadi kegiatan praktikum memberi peluang kepada siswa untuk memperdalam pemahaman terhadap materi yang diajarkan, mengembangkan keterampilan kerja serta menumbuhkembangkan sikap ilmiah pada diri siswa.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, kegiatan praktikum perlu diadakan sebab dari kegiatan praktikum dapat diketahui hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan, kemudian melalui praktikum juga terlihat kemampuan siswa dalam menggunakan alat, merancang alat, dan disamping itu nampak kerjasama antar siswa, sehingga dengan melalui praktikum hasil belajar siswa meningkat.
Dengan demikian bahwa penggunaan metode praktikum sangatlah penting dalam meningkatkan penguaasaan tentang materi kimia khususnya pada materi sifat asam dan basa. Dengan cara demikian pula siswa tidak merasa jenuh dalam menerima pelajaran dibandingkan dengan penyampaian guru yang hanya dalam bentuk teori saja. Kenyataan dilapangan khususnya pada materi sifat asam dan basa, guru hanya menggunakan satu-satunya metode tertentu yaitu metode ceramah dan kurang memvariasikan dengan metode-metode yag lain. Hal ini yang menyebabkan kurangnya minat siswa kelas VII.I SMP Negeri 2 Botumoito terhadap materi yang diajarkan, sehingga menimbulkan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran dan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Pembelajaran kimia di SMP Negeri 2 Botumoito cenderung masih perlu untuk ditingkatkan dan disempurnkan. Pengajaran yang dilakukan selama ini dimana penulis merupakan salah satu staf pengajarnya, cenderung belum memberikan hasil yang memuaskan.
Rendahnya hasil belajar siswa pada materi sifat asam dan basa dapat diakibatkan oleh kondisi pembelajaran khususnya yang berkenaan dengan metode atau strategi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari data daya serap siswa kelas VII.I SMP Negeri 2 Botumoito pada tahun ajaran 2005/2006 dimana jumlah siswa kelas VII.I sebanyak 30 siswa, 1 orang mendapat nilai 8 atau 1/30 x 100 = 3,33 %; 3 orang mendapat nilai 7 atau 3/30 x 100 = 10 %; 8 orang mendapat nilai 6 atau 8/30 x 100 = 26,6 %, dan 18 orang mendapat nilai rendah
Untuk mengoptimalkan pembelajaran ini perlu adanya kegiatan yang memanfaatkan berbagai metode, antara lain metode praktikum agar tujuan pembelajaran tercapai. Kegiatan praktikum pada materi sifat asam dan basa sangat penting diterapkan dalam pembelajaran guna meningkatkan mutu pendidikan, sehingga penulis memformulasikan judul ” Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat Asam-Basa Dengan Menggunakan Metode Praktikum Pada Siswa Kelas VII.I SMP Negeri 2 Botumoito ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan dikaji dalam penulisan ini adalah :
1. Kurangnya respon dan minat siswa dalam menerima pelajaran kimia khususnya pada materi sifat asam basa
2. pemahaman Siswa pada materi sifat asam basa rendah sehingga hasil belajar siswa belum mencapai tujuan yang diharapkan.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah dengan metode praktikum pada materi sifat asam dan basa dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VII.1 di SMP Negeri 2 Botumoito.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam menerima pelajaran kimia khususnya pada materi sifat asam dan basa melalui metode praktikum, sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
1.5. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru dapat mengetahui manfaat penggunaan metode praktikum untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
b. Guru akan terbiasa menggunakan metode bervariasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Membantu memudahkan pemahaman siswa terhadap pelajaran kimia, khususnya pada materi sifat asam dan basa.
3. Bagi Sekolah
Sebagai input bagi sekolah SMPN 2 Botumoito tentang bagaimana proses metode praktikum dalam pembelajaran konsep sifat asam dan basa.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Teoritis
2.1.1 Pengertian Metode praktikum
Penentuan dan penggunaan metode mengajar oleh guru adalah sangat menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu di dalam tujuan pengajaran, guru hendaknya memiliki kemampuan untuk memilih, menentukan dan menggunakan metode yang sesuai dalam pencapaian tujuan pengajaran tersebut.
Sudirman, (1992: 163) mengemukakan bahwa metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu yang dipelajari. Hal ini didukung pula oleh Winatapura (1993: 219) yang menyatakan bahwa metode praktikum adalah suatu cara penyajian dimana disusun secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang dipelajarinya.
2.1.2. Tujuan Penggunaan Metode praktikum
Penggunaan metode praktikum dalam kegiatan proses belajar mengajar bertujuan untuk :
· Mengajarkan kepada siswa bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta dan informasi atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap praktikum.
· Mengajarkan kepada siswa bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada hasil praktikum melalui praktikum yang sama.
· Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan hasil percobaan.
· Melatih siswa menggunakan logika untuk menarik kesimpulan dari fakta dan informasi atau data yang terkumpul melalui praktikum.
2.1.3. keunggulan dan kekurangan metode praktikum
Metode praktikum sebagaimana metode lainnya memiliki kelebihan dan kekurangan.
a. Beberapa kelebihan metode praktikum
1. dapat memberikan gambaran yang kongrit tentang suatu peristiwa
2. siswa dapat mengamati proses dan cara aktif terlibat dalam pengumpulan data atau informasi melalui percobaan yang dilakukan
3. siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran atau menarik kesimpulan berdasarkan percobaannya.
4. siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah
5. membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran lebih efektif dan efisien.
b. Kekurangan metode praktikum
1. membutuhkan fasilitas atau saran praktikum, hal ini perlu dipenuhi karena akan mengurangi kesempatan siswa berpraktikum jika tidak tersedia alat dan fasilitas.
2. kurangnya pengalaman guru maupun siswa dalam melaksanakan praktikum akan menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan praktikum.
3. setiap praktikum tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena banyak faktor diluar jangkauan untuk dikontrol berpengaruh terhadap praktikum.
4. jika kegiatan praktikum memerlukan waktu yang lama, akan mengakibatkan berkurangnya laju pembelajaran.
2.1.4. prosedur pemakaian metode praktikum.
a. Langkah Persiapan
1. Menentukan judul dan tujuan praktikum
2. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Menyiapkan tempat praktikum
4. Mempertimbangkan jumlah siswa ban jumlah alat yang ada dan kapasitas tempat praktikum
5. Mempersiapkan tata tertib terutama untuk menjaga keamanan peralatan dan bahan yang digunakan.
6. Membuat petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh selama praktikum berlangsung secara sistematis, termasuk hal-hal yang dilarang atau membahayakan.
7. Menyiapkan lembar observasi kegiatan praktikum.
b. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Praktikum.
1. sebelum melaksanakan praktikum, siswa mendiskusikan persiapkan dengan guru, setelah meminta alat atau perlengkapan yang digunakan
2. selama berlangsungnya praktikum, guru perlu mendekati siswa untuk mengamati dan mengontrol proses praktikum yang sedang dilaksanakan.
3. memberikan dorongan dan bantuan terhadap kesulitan yang dihadapi siswa.
c. sebelum pelaksanaan praktikum di mulai, maka persiapan dan kegiatan yang perlu dan harus dilakukan siswa adalah
1. Mempelajari tujuuan dan prosedur praktikum
2. Menggunakan alat / bahan dalam praktikum
3. Mencari persamaan reaksi dari percobaan yang dilakukan
4. Mengamati percobaan
5. Mengambil, menyajikan dan menganalisis data, mengambil kesimpulan
6. Menyimpulkan hasil praktikum
7. Mengkomunikasikan hasil praktikum
d. Pelaksanaan Praktikum
1. Praktikum dapat dilakukan perorangan atau berkelompok.Yang paling baik kalau setiap orang dapat melakukan sendiri-sendiri pecobaannya. Namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan dalam kelompok 3-4 orang.
2. Jenis praktikum sama untuk setiap siswa tetapi juga dapat dilaksanakan beberapa jenis praktikum dilakukan bersama dalam waktu yang sama, artinya tiap siswa melakukan jenis praktikum yang berbeda.
3. Pelaksanaan praktikum dilakukan dalam laboratorium, sebagian besar percobaan IPA di SD sampai SMA dapat juga dilakukan dalam kelas. Apabila percobaan dilakukan dalam kelas, hendaknya diperhatikan.
a. Percobaan tidak menghasilkan gas beracun
b. Alat-alat sudah tersedia dalam bak plastik untuk setiap individu atau untuk satiap kelompok
e. Tindal lanjut metode praktikum
1. Membersihkan dan menyimpan peralatan dan sarana lain yang digunakan dalam praktikum
2. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selam praktikum
3. Meminta siswa membuat laporan hasil praktikum
4. Memeriksa keberhasilan siswa dalam melakukan praktikum.
2.1.5. Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa
Dalam pelajaran kimia seringkali guru menggunakan metode mengajar yang verbalistik, guru cenderung memberikan informasi tentang pengetahuan kimia. Pengajaran seperti ini menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar kimia, sehingga kurang bermakna bagi siswa. Oleh karena itu guru harus mampu menciptakan kondisi proses belajar mengajar sedemikian rupa sehingga siswa lebih terangsang untuk belajar aktif.
Berperan aktif dalam pembelajaran merupakan dampak dari penerapan metode eksperimen, dominasi guru dalam proses belajar mengajar akan semakin berkurang. Selain itu dengan adanya metode eksperimen ini siswa akan lebih mengembangkan sikap ilmiah, memacu ingin tahu siswa, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya sendiri, memecahkan masalah sendiri dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang dengan sendirinya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.
2.2. Tinjauan Tentang Larutan Asam dan Basa
2.2.1. Pengertian Larutan Asam – Basa Menurut Archenius
Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+.
Contoh :
HCl (aq) H+ (aq) + Cl- (aq)
H2SO4 2H+ (aq) + SO42- (aq)
Basa adalah senyawa yang jika dilarutkkan dalam air menghasilkan ion OH-
Contoh :
NaOH Na (aq) + OH- (aq)
2.2.2. Penetuan Senyawa Asam dan Basa
Cara penentuan senyawa bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus dan indikator alami.
a. Kertas Lakmus
Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan perubahan warna setelah dimasukan dalam larutan asam atau larutan basa. Ada dua macam kertas lakmus :
- Lakmus merah digunakan untuk mengetes larutan basa
- Lakmus biru digunakan untuk mengetes larutan asam
Perubahan warna lakmus dalam larutan air murni, HCl dan NaOH adalah sebagai berikut :
- Air murni bersifat netral karena tidak mengubah warna lakmus
- Larutan HCl bersifat asam karena dapat mengubah lakmus biru menjadi merah
- Larutan NaOH bersifat basa karena dapat mengubah lakmus merah menjadi biru
Sehingga dapat disimpulkan bahwa asam dapat memerahkan kertas lakmus sedangkan basa dapat membirukan kertas lakmus.
b. Indikator Alami
Untuk mengetes senyawa yang bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan bahan-bahan alami yang berwarna. Indikator alami berasal dari ekstrak atau sari beberapa jenis bunga, misalnya bunga kembang sepatu, bunga nusa indah atau kunyit dan lain-lain.
2.3. Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah jika guru menggunakan metode eksperimen dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, maka hasil belajar siswa kelas VII.I SMP Negeri 2 Botumoito akan meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Botumoito pada kelas VII1 dengan jumlah siswa 31 orang..
3.2. Langkah-langkah Penelitian
3.2.1. Persiapan
a. Sebelum pelaksanaan tindakan, penulis memberi tahu kepada kepala sekolah.
b. Mengadakan observasi / wawancara dengan siswa sebagai pihak yang terkait dalam proses belajar mengajar.
c. Mengidentifikasi masalah dalam pengajaran kimia khususnya konsep larutan asam dan basa
d. Merumuskan rencana penelitian
e. Menyusun atau menetapkan tekhnik penelitian.
3.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan ini dilaksanakan menurut langkah-langkah:
1) Mengidentifikasi Masalah.
Setelah memperhatikan KBM di kelas, penulis mengadakan diskusi dan refleksi awal bersama rekan-rekan guru dan kepala sekolah tentang masalah-masalah yang dirasakan dalam pembelajaran kimia selama ini. dan refleksi awal ini diidentifikasi dan ditetapkan masalah yang dijadikan fokus untuk ditindaki, yaitu rendahnya hasil belajar siswa kelas VII.1 SMP Negeri 2 Botumoito dalam mata pelajaran kimia pada konsep larutan asam dan basa.
2) Menganalisa dan Menentukan Faktor-faktor Penyebab Utama.
Melalui refleksi awal yang dilanjutkan dengan diskusi, kami menyadari bahwa kemungkinan penyebab masalah ini adalah:
- Guru cenderung menggunakan metode ceramah secara terus menerus
- Kurangnya keterampilan guru untuk menggunakan metode eksperimen.
3) Merumuskan Gagasan Pemecahan Masalah
Merumuskan gagasan pemecahan masalah bagi faktor penyebab, dengan mengumpulkan data dan menafsirkannya untuk mempertajam gagasan tersebut dan untuk merumuskan hipotesis sebagai pemecahannya. Dari hasil diskusi dengan rekan guru dan kepala sekolah bahwa cara yang mungkin paling efektif dan akan dikembangkan secara berkesinambungan untuk mengatasi masalah diatas yaitu dengan menggunakan metode eksperimen pada proses belajar mengajar untuk mata pelajaran kimia pada konsep larutan asam dan basa.
3.2.3 Pelaporan Hasil Tindakan
- Mengumpulkan seluruh data yang dipeoleh dari penelitan
- Melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan guru pengamat guna pembuatan konsep
- Menyusun konsep laporan penelitian
- Berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk kelengkapan dan sistematisnya laporan.
- Menyusun laporan akhir.
3.3 Rancangan Tindakan
Model yang akan digunakan pada rancangan tindakan ini adalah model siklus, dengan catatan bila hasil evaluasi belum menunjukkan keberhasilan pencapaian tujuan maka akan dilakukan refleksi dan revisi yang ditindaklanjuti dengan pelaksanaan tindakan siklus II.
Proses pelaksanaan tindakan dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I diuraikan sebagai berikut:
- Kegiatan Pendahuluan (waktu 10 menit)
1. Guru menyiapkan siswa untuk menerima pelajaran termasuk membagi siswa dalam kelompok.
2. Mengadakan apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungan dengan pelajaran sebelumnya yang merupakan pengetahuan prasyarat.
3. Memberikan motifasi untuk menumbuhkan semangat siswa dan membangkitkan minat mereka untuk melakukan eksperimen.
4. Membagikan LKS
5. Memberitahukan konsep dan tujuan eksperimen.
- Kegiatan inti (waktu 50 menit)
1. Siswa membaca dan mempelajari cara kerja yang ada pada LKS dan kemudian melakukan eksperimen.
2. Guru mengontrol dan memberikan arahan kepada siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen.
3. Setiap kelompok mendiskusikan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS.
4. Guru memimpin diskusi hasil eksperimen dari setiap kelompok.
5. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
- Kegiatan penutup (waktu 30 menit)
1. Membimbing dan mengarahkan siswa untuk merangkum pelajaran.
2. Memberikan evaluasi test 5 soal untuk mengukur keberhasilan siswa.
3. Siswa mengerjakan soal.
4. Memberikan soal-soal pekerjaan rumah.
3.4 Alat Pengumpul Data
- Pedoman pengamatan
- Informasi balikan
- Test hasil belajar
3.5. Indikator Kinerja
Kriteria untuk keberhasilan tujuan penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut :
a. Kesediaan guru mengadakan refleksi secara jujur dan objektif tentang perlunya peningkatan kemampuan profesional diri dapat dilihat dari frekuensi pemanfaatan fasilitas supervisi dari pengamat sekurang-kurangnya 80% dari seluruh KBM dapat dilaksanakan dengan baik, hasilnya berkualitas.
b. Evaluasi hasil belajar yang dicapai oleh siswa apabila :
- Daya serap setiap peserta didik mencapai 85% memperoleh nilai baik dan amat baik.
- Daya serap klasikal, mencapai 85% mendapat nilai 6,5 pada ulangan formatif.
3.6. Analisis Data
Data yang terkumpul adalah secara kuantitatif yaitu dengan memperhatikan hasil observasi KBM dan hasil tes belajar siswa. Hasil analisis data ini sangat dibutuhkan untuk perlu tidaknya siklus berikutnya dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Soedirjo, 1975, Metodologi Pengajaran , Yogyakarta : IKIP Yogyakarta
Dahar, 1988, Teori-teori Belajar, Jakarta : Depdikbud
Winataputra, Udin 1993, Strategi Belajar Mengajar IPA Modul 1-9 UT, Jakarta: Depdikbud.
Nur, M, dkk 2000, Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Surabaya : UNESA University
Aqid, Z. 2002, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, Surabaya : Insan Cendekia.
Parning, Horale. 2004, Kimia 2B, Yudhistira : Anggota IKAPI
Waldjinah, 2006, Ilmu Pengetahuan Alam Kimia Kelas VII untuk SMP dan MTs,
Intan Pariwara.
Michael Purba, Kurikulum Bebasis Kompetensi 2004, Kimia untuk SMP Kelas IX, Erlangga.
Lampiran I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus I
Sekolah : SMP Negeri 2 Botumoito
Mata Pelajaran : IPA KIMIA
Kelas / Semester : VII / Genap
Standar kompetensi : Memahami Klasifikasi Zat
Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam dan basa melalui alat dan indikator yang tepat.
Indikator :
a) Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan menggunakan indikator yang sesuai
b) Mengelompokkan bahan-bahan dilingkungan sekitar berdasarkan konsep asam dan basa.
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat :
1. Membedakan pegertian asam dan basa menurut archenius
2. Menentukan ciri-ciri zat yang bersifat asam dan basa
3. Megelompokkan zat-zat yang bersifat asam dan basa
4. Menggunakan alat penentu / petunjuk asam dan basa
5. Menyimpulkan hasil percobaan dan mempresentasekan
B. Materi Pembelajaran : Asam dan Basa
C. Metode Pembelajaran
- Model Pembelajaran : Keterampilan Proses
- Metode : - Eksperimen
- Diskusi
D. Langkah-langkah Kegiatan
- Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
· Motivasi
- Pernahkah kamu mencicipi air jeruk ?
- Bagaimana rasanya ?
· Prasyarat eksperimen
- Hati-hati cara mencampurkan dua larutan yang berbeda
b. Kegiatan Inti
- Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok
- Disediakan bahan-bahan larutan asam dan basa, peserta didik mengamati dan mengelompokkannya.
- Peserta didik mendiskusikan pengertian asam dan basa serta ciri-cirinya secara kelompok.
c. Kegiatan Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / kesimpulan
- Guru memberikan tes secara tertulis tentang asam dan basa.
- Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
· Motivasi
- Pernahkah kamu meremas-remas bunga kembang sepatu bewarna, kemudian ditetesi asam cuka? Apa yang tejadi ?
· Prasyarat Pengetahuan
- Sebutkan ciri-ciri asam dan basa menurut archenius
b. Kegiatan Inti
- Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk melakukan eksperimen secara kelompok
- Peserta didik melakukan eksperimen dengan menggunakan kertas lakmus atau ph stick untuk menentukan sifat asam dan basa suatu larutan
- Peserta didik mendeskripsikan secara kelompok tentang kesimpulan dari data percobaan
- Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
c. Kegiatan Penutup
- Peserta didik membuat rangkuman / kesimpulan
- Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari bahan-bahan disekitar rumah dan dikelompokkan kedalam zat-zat yang bersifat asam dan basa.
E. Sumber Belajar
- Buku Siswa
- Lingkungan Sekitar
- Buku Referensi
- Bahan-Bahan Kimia
F. Penilaian
- Tehnik Penilaian
- Tes Tertulis
- Tes Unjuk Kerja
- Bentuk Instrumen
- Tes Lisan
- Tes Identifikasi
- Tes Uji Petik Kerja Prosedur
- Contoh Instrumen
a. Tes isian : ciri-ciri basa adalah.........
Kunci : a. Mengandung OH
b. Rasa nya pahit
c. Bila kena kulit licin
Skor :
b. Tes identifikasi
Tentukan bahan-bahan yang bersifat asam dan basa dari bahan-bahan yang tersedia ( larutan cuka, larutan sabun, dan HCl )
Kunci : - asam : larutan cuka dan HCl
- basa : larutan sabun
Skor :
c. Contoh uji petik kerja prosedur
Lakukan kegiatan untuk menentukan tingkat keasamaan suatu larutan dengan menggunakan pH stik!
Rubrik
No | A S P E K | S K O R |
1 | Ketetapan menggunakan pH stik dengan benar | 2 |
2 | Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar | 2 |
3 | Memperoleh data dari kegiatan | 2 |
4 | Membuat kesimpulan | 2 |
| Jumlah | 8 |
Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP N 2 Botumoito
Mata Pelajaran : IPA Kimia
Kelas / Semester : VII / Genap
Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat
Kompetensi Dasar : Melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : Melakukan percobaan untuk mengetahui sifat asam dan basa dari bahan – bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari – hari.
Alokasi Waktu : 2 jam pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran
Menguji coba sifat asam dan basa dari alam sekitar dengan menggunakan kunyit.
B. Materi Pembelajaran : Asam dan Basa
C. Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran Keterampilan Proses
2. Metode : - Eksperimen
- Diskusi
D. Langkah –langkah Kegiatan
a) Kegiatan Pendahuluan
· Motivasi :
- Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang pengertian Asam dan Basa.
- Prasyarat eksperimen : Hati –hati cara mencampurkan dua larutan yang berbeda
b) Kegiatan Inti :
- Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok
- Disediakan bahan –bahan larutan Asam dan Basa, peserta didik mengamati dan mengelompokkan.
c) Kegiatan Penutup
- Peseta didik membuat rangkuman / kesimpulan
- Guru memberikan tes secara tertulis tentang sifat Asam dan Basa
E. Sumber Belajar
1. Buku Siswa
2. Lingkungan sekitar
3. Buku referensi
4. Bahan – bahan kimia
F. Penilaian
1. Tekhnik Penilaian
- Tes tertulis
- Tes untuk kerja
2. Bentuk Instrumen
Tes Uji petik kerja prosedur
3. Contoh Instrumen
Lakukan kegiatan untuk menentukan sifat Asam dan Basa
Skor : 3
Rubrik
No | ASPEK | SKOR |
1 2 3 | Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar Memperoleh data dari kegiatan Membuat kesimpulan | 2 2 2 |
| Jumlah Skor | 6 |
Lampiran II
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS ) UNTUK PERTEMUAN PERTAMA
Judul Percobaan : Menunjukkan Asam dan Basa
Tujuan Percobaan : 1. Mengamati warna kertas lakmus merah dan lakmus biru dalam larutan asam, basa dan netral.
2. Menentukan sifat berbagai macam larutan dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru
Alat dan Bahan :
- Pelat tetes
- Kertas indikator lakmus merah
- Kertas indikator lakmus biru
- Air
- Air cuka
- Air kapur
- Air sabun
- Air jeruk nipis
- Air sada
Cara Kerja :
1. Isi dua lekukan plat tetes dengan larutan asan cuka. Kedalam lekukan pertama celupkan sepotong kertas lakmus merah, sedangkan kedalam lekukan kedua celupkan sepotong kertas lakmus biru. Catat pengamatan ini.
2. Lakukan hal yang sama dengan menggunakan :
- Air
- Air kapur
- Air sabun
- Air jeruk nipis
- Air soda (minuman bergelembung)
Analisis Data :
Air merupakan zat yang bersifat netral (tidak asam dan tidak basa), larutan cuka bersifat asam, sedangkan air kapur bersifat basa.
1 Simpulkanlah warna lakmus merah dan lakmus biru dalam larutan netral, dalam asam dan dalam basa.
2 Berdasarkan kesimpulan pada nomor (1) diatas, tentukanlah sifat dari bahan atau larutan lain yang diuji.
Dari kegiatan diatas, tariklah kesimpulan dan tulislah laporan lengkap dari kegiatan ini.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK PERTEMUAN KEDUA
Judul Percobaan : Menentukan larutan yang bersifat asam dan basa
Tujuan Percobaan : Mengamati perubahan warna indikator
Alat / Bahan :
- Pelat tetes
- Kertas indikator lakmus merah
- Kertas indikator lakmus biru
- Lakmus atau kertas pH
- Larutan HCl
- Larutan NaOH
- Air murni
Cara Kerja:
1. Isilah masing-masing larutan kedalam pelat tetes
2. Masukkan sepotong kertas lakmus kedalam setiap larutan
3. Amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan warna yang dihasilkan dengan warna pada kemasan kertas indikator warna atau kertas pH
NO | Larutan | Warna kertas lakmus | Warna kertas pH | Keterangan |
1 | HCl | | | |
2 | NaOH | | | |
Pertanyaan:
1. Bagaimanakah suatu larutan dikatakan asam atau basa?
2. Berapakah nilai pH dari masing-masing larutan?
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )
Untuk Siklus II
Judul percobaan : Mengetahui sifat larutan dengan menggunakan indikator alami
Tujuan Percobaan : Mengamati berbagai ekstrak berbagai jenis bahan tumbuhan dalam larutan asam atau basa.
Alat dan Bahan :
- Pelat tetes, dan lumpang
- Cuka
- Air kapur (Ca (OH)2 )
- Kunyit
- Bunga kembang sepatu merah
Cara kerja:
- Buatlah larutan indikator alami (kunyit dan bunga kembang sepatu) dengan cara menghaluskan bunga dan kunyit yang kemudian dilarutkan dalam air bersih dan disaring hingga diperoleh ekstraknya.
- Ambil beberapa tetes bahan, masukkan ke pelat tetes.
- Tambahkan dua tetes larutan indikator kedalam masing-masing bahan.
- Amati perubahan warna yang terjadi
- Catat hasil pengamatan dalam tabel berikut.
No | Bahan yang diuji | Warna ekstrak | Warna ekstrak dalam | |
Larutan cuka | Air kapur | |||
1 2 | Bunga kembang sepatu Kunyit | Merah Kuning | | |
Berdasarkan kegiatan diatas;
1. Bahan – bahan apa sajakah yang memberikan perubahan warna setelah ditetesi indikator?
2. Adakah bahan yang tidak berubah warna saat diuji? Sebutkan!
3. Berdasarkan perubahan warna setelah ditetesi indikator, bagaimanakah sifat dari masing-masing bahan yang diuji?
4. Apa kesimpulan dari aktifitas diatas? Buatlah laporan hasil kegiatan dan presentasekan dikelas.
Lampiran III
Lembar observasi KBM Siklus I
No | Aspek Yang Diamati | Ada / Tidak | Kategori | |||
SB | B | C | K | |||
1 2 | Perangkat pembelajaran 1. Kalender pendidikan 2. Rincian waktu 3. Program tahunan 4. Program semester 5. Silabus 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 7. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pengamatan pada saat KBM 1. Apersepsi dan motifasi 2. Pembagian kelompok 3. Interaksi antar siswa 4. Interaksi antar siswa dengan guru 5. Relevansi materi dengan kompetensi dasar 6. Interfensi guru dalam kelompok 7. Interfensi guru dalam kelas 8. Tekhnik bertanya 9. Penggunaan papan tulis 10. Respon siswa 11. Penggunaan alat bantu 12. Penggunaan waktu 13. Membuat kesimpulan 14. Evaluasi 15. Daya serap | | | | | |
Pengamat
Drs. Djalil Abdullah M.Pd
Lembar observasi KBM siklus II
No | Aspek Yang Diamati | Ada / Tidak | Kategori | |||
SB | B | C | K | |||
1 2 | Perangkat pembelajaran 1. kalender pendidikan 2. Rincian waktu 3. Program tahunan 4. Program semester 5. Silabus 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 7. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pengamatan pada saat KBM 8. Apersepsi dan motifasi 9. Pembagian kelompok 10. Interaksi antar siswa 11. Interaksi antar siswa dengan guru 12. Relevansi materi dengan kompetensi dasar 13. Interfensi guru dalam kelompok 14. Interfensi guru dalam kelas 15. Tekhnik bertanya 16. Penggunaan papan tulis 17. Respon siswa 18. Penggunaan alat bantu 19. Penggunaan waktu 20. Membuat kesimpulan 21. Evaluasi 22. Daya serap | | | | | |
Pengamat
Drs. Djalil Abdullah M.Pd
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN I DAN II
MATA PELAJARAN IPA KIMIA
KELAS VII.1
SMP NEGERI 2 BOTUMOITO
NO | Nama Siswa | Nilai UH 1 | Nilai UH II | Keterangan |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 | Agus R Bito Cowan Tanua Hendrian Kasadi Iskandar Potale Padlin Kej Said Pawu Ade Irja Lasakowa Alpina Usman Dian Pawu Eisya R. Djafar Fajrina N. Rahim Fatri Dewi Hasan Febriyanti Otoluwa Hester Nihali Jeklin Abdjul Mariyati Idji Mutia K. Abas Ririn Madidi Riwin Mooduto Rosdiana Umar Sandrawati Halidu Selpin Otoluwa Sri Asta Nini Stevana Tahir Susanti Nusi Wilawanti Saliko Yolanda Mohi Yulyan Alaika Yulyana Madjid Yupita Madjid Melsan Bilatula | | | |
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut :
1. Tahap Awal
a. Dalam pelaksanaan praktikum, masih sebagian besar siswa mengalami kesulitan karena belum mengenal alat dan bahan yang digunakan.
b. Siswa masih mengalami kesulitan dalam pengisian LKS, dan pada waktu diskusi masih didominasi oleh siswa-siswa tertentu, hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan metode-metode sebelumnya, yaitu ceramah dimanas siswa kurang diberi kesempatan untui mengemukakan pendapatnya, shigga hasil yang diperoleh masih dibawah dari yang diharapkan. Hal ini juga karena penggunaan metode praktikum merupakan hal yang baru bagi siswa sehingga dalam pelaksanaannya masih banyak siswa yang harus menyesuaikan diri dengan metode praktikum.
c. Sesuai hasil informasi balikan sebaiknya guru secara kontinyu membantu dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan pada saat melakukan praktikum dan pengisian LKS.
d. Penggunaan metode praktikum yag divariasikan dengan metode diskusi sangat mendukung dalam kegiatan proses belajar mengajar.
e. Dalam informasi balikan siswa menyarankan agar LKS dibagikan seminggu sebelum pelaksanaan praktikum supaya dapat dipelajari tujuan dan cara kerja yang ada dalam LKS.
f. Hasil belajar siswa yagn dicapai adalah :
1 Orang mendapat nilai 100 atau 1/26 x 100% = 3,85%
7 Orang mendapat nilai 90 atau 7/26 x 100% = 26,92%
2 Orang mendapat nilai 85 atau 2/26 x 100% = 7,69%
13 Orang mendapat nilai 80 atau 13/26 x 100% = 50%
1 Orang mendapat nilai 75 atau 1/26 x 100% = 3,85%, dan
2 Orang mendapat nilai 70 atau 2/26 x 100% = 7,69%.
2. Tahap Lanjutan
Dengan bantuan dan bimbingan yang diberikan secara kontinu pada siswa yagn mengalami kesulitan maka pada tahap ini sudah nampak adanya beberapa perkembangan yagn mengarah pada penyempurnaan diri siswa yaitu makin tertariknya siswa dengan metode praktikum, serta munculnya keterampilan-keterampilan proses dan juga siswa sudah dapat mengisi LKS dengan benar bahkan siswa semakin berani menyampaikan pendapatnya masing-masing dala forum diskusi yagn dilaksanakan. Hal ini dibarengi pula dengan meningkatnya hasil belajar yagn terlihat pada evaluasi di tahap akhir, dimana hasil belajar siswa telah meningkat dari 57,69% menjadi 92,31% atau siswa yang memperoleh nilai di bawah 6,5 sejumlah 2 orang.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !